PRODUKSI : Pegawai sedang mengolah tape menjadi olahan keripik tape di Kecamatan Ajung Jember. (duta.co/faizah)

JEMBER | duta.co – Industri rumahan di Jember mengalami banyak peningkatan dari tahun ke tahun, berbagai inovasi terus dilakukan untuk memajukan sektor ekonomi. Salah satunya Koplak Food, beralamat di Ds. Pancakarya Kecamatan Ajung . Didirikan 1 Januari 2015, awalnya merupakan usaha agroindustry komoditi salak. Seiring berjalannya waktu merambah ke komoditi tape dan kopi.

Dalam produknya, komoditi salak diolah menjadi kopi biji salak (Koplak) dan juga kurma salak. Sedangkan untuk komoditas tape diolah menjadi keripik dan ladrang. Koplak Food juga menerima jasa sangrai kopi seperti, robusta, Arabica, kopi luwak dan sejenisnya.

“Pertama kali Koplak Food didirikan karena inovasi Mas Tomi, suami saya. Melihat banyak biji salak yang terbuang. Oleh karena itu Mas Tomi berusaha mengolahnya menjadi bahan yang bernilai,” terang Indah, istri Bustomi, pendiri Koplak Food.

Merintis usaha dari buah maupun biji salak, kini merambah ke usaha olahan tape seperti kripik dan ladrang. “Kalau olahan tape ini saya survey permintaan pasar, kata penjaga toko pusat oleh-oleh suwar-suwir sudah bosen,” lanjutnya.

Dari situlah ladrang tape mulai diproduksi pada tahun 2016, dan ditahun berikutnya kripik tape mulai diproduksi.

“Pertama kami produksi ladrang dulu untuk komoditi tepe nya, soalnya belum punya alat untuk dibuat vacum kalau ingin buat keripik tape. Sambil lalu kami juga ngumpulin uang untuk beli alat-alat yang dibutuhkan. Alhamdulillah ditahun 2017 bisa produksi keripik tape,” jelas Indah Puji Lestari (31).

“Susah senangnya banyak banget, kalau susahnya sih pas awal merintis banyak yang mencibir dan banyak yang tidak percaya dengan hasil kami, dan pasti di modal juga. Ada juga waktu nyelepin biji salak untuk dibuat kopi orangnya tidak mau, karena takut mesinnya rusak. Kalau senangnya sih pas hasilnya udah terlihat seperti ini,” ujar istri dari Bustomi.

Produk dijual dengan harga yang berbeda, Koplak dengan harga Rp.18.000, Kripik tape Rp. 16.000, dan Kurma salak Rp.10.000. Dari penjualannya tersebut, Indah mengaku mendapat penghasilan bersih sebesar Rp.5-6 juta/bulan. Tetapi penghasilan itu bisa meningkat waktu liburan.

“Pertama yang buat kripik tape itu kami, Koplak Food. Tetapi lama-kelamaan banyak yang mengikuti. Ternyata persaingan bisnis itu sangat ketat, yang penting kami sudah mengikuti aturan yang tepat berdasarkan bisnis maupun agama,” ucap Indah pada Sabtu, (8/2/2020).

Harapan Indah selain mempertahankan produknya laris dipasaran, semoga ada inovasi baru dari produk yang selama ini dijalankan. Kini produk Koplak Food bisa didapatkan di tempat pusat oleh-oleh Jember dan di beberapa daerah diluar Jember seperti, probolinggo, Bondowoso dan Bali. (mg6)

Proses Pembuatan

Kopi Biji Salak (Koplak)

Kopi biji salak (Koplak) diolah dari salak yang berada di grade 3, yaitu salak yang sudah busuk. Kemudian salak di geprek dan diambil bijinya. Selepas itu biji dipotong-potong, dan dikeringkan di bawah terik matahari selama kurang lebih 2-3 hari. Lalu biji yang sudah kering di sangrai, dihaluskan lalu dikemas. Kini Koplak bisa ditemukan di pusat oleh-oleh Jember.

Kurma Salak

Kurma salak diolah dari salak yang berada di grade 2, yaitu salak yang ukurannya agak kecil dan rasanya tidak terlalu manis. Selepas itu salak yang sudah dipisahkan di rebus kemudian dikeringkan beserta isinya. Salak dikeringkan ditempat tertentu dengan bantuan cahaya lampu selama 3-4 hari.

Keripik Tape

Dibuat dari bahan dasar tape dan dimulai dari proses pemotongan tape sesuai ukuran, kemudian di freezer selama sehari, selepas itu di vacuum selama 1 jam sebelum akhirnya di goreng.

Ladrang

Tape yang dicampur dengan tepung kemudian digoreng menghasilkan ladrang tape dengan cita rasa manis, gurih dan renyah.