SURABAYA | duta.co – Ini lantaran tukang bikin soal tidak paham, atau memang ada persepsi minor dari (penulis) buku pendamping siswa keluaran Kemenag RI dalam mata pelajaran Aqidah Akhlak? Sehingga, dalam buku yang diterbitkan CV Gema Nusa, Jawa Tengah ini, ada pertanyaan sinis.

Pertanyaannya: Bersikap hati-hati dalam bergaul dengan orang-orang yang tahlil termasuk membiasakan diri perilaku..  Jawaban yang tersedia: a. bertaubat b. khauf c. taat d. ikhlas. “Ini jelas kalimat sinis. Dikira orang yang bertahlil itu bermasalah, sehingga perlu hati-hati,” demikian komentar netizen di grup nahdliyin, begitu melihat foto sampul dan isi buku tersebut, Senin (4/11/2019).

 Memang tidak menyebut larangan tahlil. Tetapi, dalam buku pendamping siswa mata pelajaran Aqidah Akhlak itu dengan terang-terangan membuat soal yang menyebut orang-orang tahlil. Secara tidak langsung, ingin mengesankan bahwa tahlil itu bermasalah.

Dalam buku yang diperuntukkan bagi kelas VII semester ganjil itu, tertulis tebal, cover buku An-Najah, yang diterbitkan CV Gema Nusa.

“Pemerintah jangan diam. Ini harus diusut siapa yang bertanggungjawab. Tidak bisa disebut salah tulis, karena kontennya tegas, memaparkan sikap hati-hati dalam bergaul dengan orang-orang yang tahlil. Sama artinya jamaah tahlil itu bermasalah,” terang yang lain.

Dan, ini bukan sekali dua kali terjadi. “Polisi harus turun tangan. Guru harus mau melaporkan, setidaknya guru-guru NU. Kalau dibiarkan, bisa memicu amarah jamaah,” tulisnya. (zal)