MEDIA GATHERING: Kabiro Komunikasi dan Layanan Pendidikan Kemendikbu Ari Santoso (tengah) di Balai Pelayanan Masyarakat Televisi Pendidikan (BPMPT) Sedati, Sidoarjo, Kamis (20/7).. (duta.co/Ahmad Yani)

SIDOARJO | duta.co –  Rencana pemerintah memberlakukan sekolah lima hari dalam sepekan akan terus dilaksanakan secara menyeluruh. Namun, pelaksanaanya secara bertahap dan tak memaksa disesuaikan dengan kemampuan masing-masing sekolah.

Demikian antara lain dikemukakan Ari Santoso, Kabiro Komunikasi dan Layanan  Pendidikan Kemendikbud, kepada wartawan, Kamis (20/7), dalam media gathering di Balai  Pelayanan Masyarakat  Televisi Pendidikan (BPMPT) Sedati, Sidoarjo. “Ini bukan full day school, namun sekolah yang berbasis penguatan pendidikan yang berkarakter,” tuturnya.

Ari Santoso menambahkan, sesuai dengan Perpres Pendidikan Karakter yang berkonsep Penguatan Pendidikan Karakter (PPK), kegiatan pembelajaran lima hari merupakan revolusi nawacita. Sekaligus merevitalisasi beban kerja guru, revitalisasi komite sekolah, penyelarasan jam kerja guru dan ASN (Aparatur Sipil Nasional), serta merupakan tantangan global revitalisasi sekolah.

Dalam lima hari kerja untuk pendidikan dasar (SD), lanjut Ari Santoso, pulangnya siswa tetap pukul 11.30 WIB dan untuk sekolah lanjutan pertama (SMP) pulang pukul 12.20 WIB. Sedangkan para guru setiap harinya tetap bekerja selama delapan jam dalam sehari.

Sebab, lanjut Ari, beban guru mulai merencanakan pembelajaran, lalu melaksanakan pembelajaran, diteruskan melakukan penilaian, juga membimbing siwa. “Kalau ditotal beban kerja guru memang delapan jam dalam sehari sesuai dengan ASN lainnya,” ujarnya.

Karena itu, dalam Penguatan Pendidikan Karakter, kata Ari, adalah mengintegrasikan pendidikan formal (sekolah), pendidikan masyarakat, dan pendidikan informal (keluarga).  Dengan model kerja menyatukan intrakurikuler dan ekstrakurikuler.

Model kerja intra dan ekstra tersebut, sudah tertera pada  anggaran dari BOS. “Dengan demikian tidak perlu ada ketakutan bahwa mdrasah diniyah akan tergusur atau untuk pemenuhan waktu lalu mengadan rekrutmen guru diniyah secara besar-besaran,” tutur Ari.

Sebab, sistem pendidikan yang ada sekarang ini merupakan rangkaian dari pendidikan formal (sekolah) lalu pendidikan nonformal (diselenggerakan masyarakat), dan pendidikan informal (yang diselenggerakan keluarga). “Kesemuanya itu oleh guru dinilai, namun tidak dalam bentuk numerik. Akan tetapi berupa narasi, sehingga kecerdasan dan bakat serta perilaku siswa diketahui secara detail,” tuturnya.

Dan lagi pendidikan karakter tersebut bersifat religius yang bersandar kepada Tuhan Yang Maha Esa, lalu menumbuhkan rasa nasionalisme, integritas, atau kejujuran dan memupuk sikap gotong-royong.

Mendapati yang demikian M Kaiyis, direktur Duta Masyarakat dan duta.co yang hadir hari ini bersedia untuk mendampingi tim dari Kemendiknas melakukan sosialisasi ke berbagai pondok pesantren di seluruh Jawa Timur ini. Acara yang dikemas dalam gathering tersebut dimediatori oleh Eko Pamuji dan dihadiri 25 wartawan dari media cetak dan elektronik. yan

 

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry