Ibu-ibu PKK dilatih membuat pupuk kompos dari sampah di pendopo Delta Wibawa, Rabu, (7/11/2018). (DUTA.CO/Loetfi)

SIDOARJO | duta.co – Ratusan ibu-ibu PKK kecamatan, desa/kelurahan diajari mengelola sampah agar bermanfaat di pendopo Delta Wibawa, Rabu, (7/11/2018). Sampah rumah tangga yang dibuang dijadikan pupuk kompos. Mereka dilatih bagaimana cara membuat kompos dengan metode keranjang Takakura.

Ketua TP-PKK Kabupaten Sidoarjo, Ny Hj Anik Saiful Ilah, didampingi Wakil Ketua I TP-PKK Kabupaten Sidoarjo, Ny Hj Ida Nur Ahmad Syaifuddin, hadir membuka kegiatan tersebut. Dalam sambutannya, ia mengatakan, pengelolaan sampah yang kurang baik akan mendatangkan penyakit.

“Sampah yang menumpuk dan berserakan menimbulkan bau tak sedap yang mengganggu aktivitas masyarakat. Oleh karenanya, masyarakat harus dikenalkan pentingnya memilah dan membuang sampah pada tempatnya,” ujar Ketua TP PKK yang juga istri Bupati Sidoarjo, H Saiful Ilah, SH, MHum.

Menurutnya, permasalahan sampah adalah permasalahan bersama. Oleh karena itu, seluruh elemen masyarakat diharapkan dapat mengurangi timbunan sampah, salah satunya dengan mengelola. Pengelolaan sampah yang baik akan memberikan nilai ekonomis.

“Besar harapan kami setelah kegiatan pelatihan ini, ibu-ibu sudah memiliki bekal untuk mengelola sampah organik menjadi pupuk kompos yang siap jual atau untuk budidaya tanaman di lingkungan masing-masing,” harapnya.

Anik berpesan kepada peserta pelatihan untuk dapat menularkan ilmunya kepada masyarakat. “Dengan begitu akan memberikan nilai positif bagi masyarakat dan kelestarian lingkungan,” pintanya.

Sementara, Marjati dari Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Sidoarjo mengatakan, keranjang takakura adalah model alat pengelolaan sampah basah skala rumah tangga.

“Dinamakan takakura karena diciptakan oleh Mr Koji Takakura dari Negara Jepang. Penggunaan keranjang takakura praktis. Cocok diletakkan di dalam ruangan dan tidak berbau. Sampah yang digunakan berasal dari sisa masakan. Seperti sayur maupun buah. Sisa nasi bisa digunakan,” paparnya.

Dijelaskannya, membuat keranjang takakura cukup menggunakan keranjang plastik. “Biasanya dipakai keranjang untuk menaruh baju cucian. Setelah keranjang siap, siapkan pula kardus. Taruh kardus di dalam keranjang dengan menempelkannya di dinding keranjang. Setelah itu taruh bantal sekam yang telah dibuat dengan kasa plastik. kemudian isi keranjang dengan pupuk kompos,” imbuh Martaji.

Fungsinya, kata Martaji, untuk penyerapan dan pengurai sampah. Setelah itu pendam sampah rumah tangga ke dalam pupuk kompos yang ada keranjang takakura. Lalu tutup dengan satu bantal sekam lagi. Selanjutnya tutup dengan kain kasa dan penutup keranjang bawaannya.

Ia menyarankan agar kompos campuran tidak terlalu kering dan basah. “Lakukan pengadukan secara berkala. Apabila terlalu kering, siram secukupnya sambil diaduk hingga merata. Pengomposan yang benar jika kompos terasa hangat dengan suhu mencapai 60 derajat celcius,” jelasnya. (loe)