PASURUAN | duta.co  –  Nasib Triningsih Kamsir Warsih (50), warga Dusun Pilangsari, Desa Beji, Kecamatan Beji dan Umi Widayani Djaswadi (56), warga Jalan Bendosolo, Desa Pogar, Kecamatan Bangil, Gara-gara guyonan ‘ada bom’, dua jamaah umrah asal Pasuruan ini benar-benar tragis. Gara-gara guyonan ‘ada bom’ keduannya dikabarkan ditahan di penjara wanita di Jeddah yakni Sijjin Islakhiyah, Dahbah, Jeddah.

“Hari ini, informasinya penyidikan terakhir,” kata Mustain, manajer area Sepinggan travel yang sebelumnya bernama Hijrah Travel, kemarin.

Umi dan Triningsih sudah seminggu ditahan. “Kalau hari ini penyidik kepolisian Jeddah menyatakan ada indikasi pelanggaran yang dilakukan keduanya, maka kasus ini akan berlanjut ke persidangan,” katanya.

Semisal sampai naik persidangan, kata Mustain, maka besar kemungkinan Umi dan Triningsih akan lebih lama tinggal di Jeddah, karena mereka akan menjalani masa hukuman. Namun, jika penyidik menyatakan tidak ada indikasi pelanggaran , maka keduanya akan dibebaskan.

Dia menjelaskan, pihaknya sudah berkomunikasi dengan Konjen Indonesia di Jeddah. Bahkan, ia menyatakan sudah menghubungi perwakilan Konjen Heri Syafaruddin, di malam saat pesawatnya delay akibat pihak maskapai dan otoritas bandara melakukan pemeriksaan terhadap pesawat Royal Brunei Airlines yang diisukan ada bom akibat guyonan Umi saat ditanya pramugari.

“Jawabannya, ya siap back up dan membantu sepenuhnya. Bahkan, perwakilan sudah menerima data dua jamaahnya tersebut,” ucapnya.

Menurut Mustain, pihaknya juga sudah melayangkan surat permohonan pengampunan atas kegaduhan yang disebabkan oleh Umi dan Tri saat berada di dalam pesawat Royal Brunei Airlines jelang kepulangannya ke Indonesia.

Mustain berharap, pemerintah melalui Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Agama membantu pemulangan dua jamaah ini. Ia menjelaskan bahwa kondisi ini bukan lagi ruang lingkup kecil, artinya pemerintah harus membantu karena kaitannya dengan hubungan antar negara.

“Kami berharap ada bantuan untuk proses pemulangan dua jamaah asal Pasuruan ini. Agar dimudahkan dan tidak dipersulit,” tandasnya.

Penahanan kedua jamaah umrah ini terjadi saat jadwal keberangkatan pesawat ke Indonesia pada 11 Januari 2017 pukul 18.30. Saat itu pramugari  yang membantu Tri yang sedang menata tasnya di kabin. Karena terasa sangat berat, pramugari menanyakan isi tas Tri itu.  Umi yang saat itu berada di sebelah Tri, menjawab dengan bahasa Indonesia. “Kalau dari Arab ya bawa oleh-oleh, masak bawa bom”.

Perkataan Umi itu dimaksudkan hanya bercanda dengan pramugari tersebut. Namun hal sepele itu justru jadi bumerang. Pramugari lantas melapor ke kokpit, dan pilot Royal Brunei Airlines langsung menghubungi petugas kemanan dan otoritas bandara. Akibat insiden ini pesawat baru dinyatakan aman dan diterbangkan ke Indonesia pada 12 Januari sekitar pukul 09.00 waktu setempat.

Umi dan Triningsih merupakan satu keluarga. Mereka berangkat bersama empat orang yakni bersama Mohammad Andono (60) kakak pertama Umi Widayani, Umi Widayani, Tri Ningsih, dan Lyan Widia anak pertama Umi Widayani.

Hanya Mohammad Andono yang pulang ke Pasuruan. Lyan Widia memang tidak terlibat dan sebenarnya diperbolehkan untuk pulang. Namun, Lyan nekat bertahan di Jeddah mendampingi sang ibu yang sedang tersandung masalah. Jadi, dari empat orang, ada tiga orang yang masih di Jeddah. Dua orang diantaranya masih ditahan di penjara wanita. net

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry