Guru Besar dari Daeshin University, Prof Dr Kim Soo IL (kiri) saat berbicara dalam Kuliah Pakar dan Visiting Professor di Unusa, Selasa (29/8/2023). DUTS/ist

SURABAYA | duta.co – Fakultas Kedokteran Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) mendatangkan profesor dari luar negeri, Selasa (29/8/2023). Kegiatan Kuliah Pakar & Visiting Professor itu membahas Migrant Health and Human Rights.

Guru Besar dari Daeshin University, Prof Dr Kim Soo IL bersama Senior Migration Health Officer IOM Indonesia, Dr Nedah Odeh dan Hindun Anisah selaku Staf Khusus Menteri Ketenagakerjaan RI menjadi bicara.

Kegiatan ini dalam rangka mengatasi tantangan yang dihadapi generasi muda terkait digitalisasi di dunia kerja.

Dekan FK Unusa, Dr Handayani, MKes mengungkapkan, salah satu isu utama yang ditekankan dalam kegiatan ini adalah kesehatan migran.

Acara ini merupakan bagian dari serangkaian kegiatan yang diadakan oleh FK Unusa dalam rangka memperingati ulang tahun ke9. Kegiatan ini juga bekerjasama dengan International Organization for Migration (IOM), yang berada di bawah naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), terutama untuk mendorong kesejahteraan migran.

“Terungkap bahwa sekitar 300 migran dari berbagai negara, seperti Lebanon, Pakistan, Afghanistan, dan lainnya, berada di daerah Puspa Agro dengan status yang tidak jelas. Mereka hidup di asrama di sana dan tidak memiliki identitas resmi, sehingga tidak bisa bekerja secara formal. Namun, mereka masih mendapatkan bantuan dana dari PBB untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka,” ungkapnya.

Handayani menambahkan, FK Unusa terlibat dalam memberikan pelatihan keterampilan kesehatan kepada para migran ini. Tujuannya adalah untuk membekali mereka dengan pengetahuan tentang bagaimana menjaga kesehatan mereka sendiri dan teman-teman mereka di lingkungan yang sulit, di mana stres sering kali dihadapi. Mereka mungkin tinggal dalam kondisi lingkungan yang tidak pasti dan tanpa jaminan masa depan yang jelas.

“Beberapa migran telah berada dalam kondisi ini selama bertahun-tahun, banyak dari mereka yang masih berusia muda mendapatkan kesempatan untuk mengikuti program pendidikan. Namun, ada batasan dan pembatasan yang diberlakukan oleh PBB terkait pekerjaan formal untuk migran ini,” ungkapnya.

Dalam acara ini di lantai dasar Tower Unusa, FK Unusa juga mencoba memberikan hiburan dan keceriaan kepada para migran, yang umumnya berada dalam situasi yang sulit. Berbagai penampilan budaya dan makanan tradisional disajikan untuk memberikan mereka momen kesenangan meskipun dalam kondisi yang menantang. Sebelumnya ditandatangani pula MoU antara Unusa dan IOM Indonesia. ril/end

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry