Reizano Amri Rasyid, ST., MMT- Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Seiring dengan pesatnya kemajuan zaman, digital marketing seolah merupakan senjata baru di dunia marketing yang mulai berkembang pesat beberapa tahun belakangan ini.

Digital  marketing sendiri adalah segala jenis kegiatan promosi yang menggunakan media elektronik. Maraknya penggunaan digital marketing sendiri baru populer beberapa tahun terakhir dikarenakan meningkat tajamnya jumlah pengguna alat elektronik wabil khusus smartphone.

 Berduet maut dengan internet, kombinasi keduanya (baca : smartphone dan internet) saat ini seolah – olah telah menjadi menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan banyak orang. Tidak sedikit orang yang masih bertanya “Apakah tujuan mempromosikan produk melalui digital marketing?”, “Apakah melalui digital marketing produk tersebut dijamin pasti laku?” dan beberapa pertanyaan mendasar lain. Strategi digital marketing pada dasarnya memiliki tujuan yang sama, yaitu mempromosikan sebuah produk atau jasa untuk meningkatkan brand awareness dan value sebuah dari suatu produk yang pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan jumlah pembelian.

Untuk saat ini bisa dikatakan hampir setiap pelaku usaha menggunakan konsep digital marketing untuk memasarkan produk mereka. Semua strategi tersebut bisa dilakukan secara independen atau bisa juga dengan menggunakan jasa digital marketing.

Saat ini cukup banyak platform yang mendukung strategi digital marketing ini, sebut saja Facebook, Instagram, twitter, hingga TikTok. Tunggu dulu, TikTok?? Ya, platform yang dulu di Indonesia viral lewat Bowo ini sekarang sudah menjelma menjadi salah satu media promosi yang mulai sering digunakan, bahkan oleh merek – merek terkenal di Dunia.

Tercatat Samsung, Guess dan BMW telah menggunakan pemasaran TikTok untuk mengaktifkan kehadiran merek online mereka dan hasilnya? sangat luar biasa!. Memasuki akhir tahun 2019 TikTok menjabarkan sejumlah pencapaian di Indonesia.

Platform yang enggan disebut sebagai media sosial ini, hingga akhir tahun 2019 mengklaim telah banyak digunakan oleh kreator konten dari gen-z, milenial, hingga pemerintahan. Kominfo dan Dinas Pariwisata di Indonesia pun mengakui telah menggunakan platform TikTok untuk mempromosikan kegiatan mereka hingga melakukan interaksi dengan masyarakat umum. Padahal sebagai catatan, Kominfo pernah pernah memblokir TikTok pada tahun 2018 karena dianggap banyak memuat konten negatif.

 Dalam rangka membenahi image negatif tersebut kini TikTok menggandeng artis sekaligus influencer yaitu Wulan Guritno Hal ini bertujuan untuk lebih banyak menyuarakan dan mengajak para generasi millennial untuk dapat berkreasi ke arah yang lebih baik dan positif pada saat menggunakan Tik Tok.

Pada awalnya TikTok lebih banyak menghadirkan konten hiburan dan permainan saja, namun saat ini sudah mulai digunakan oleh kreator konten untuk membagikan ilmu atau pengetahuan seperti belajar bahasa asing, kelas khusus hingga tips dan tata cara yang dibagikan oleh pakarnya yang tergabung dalam kanal TikTok for Good.

Marketeer mencatat, masyarakat Indonesia, khususnya dari para millennial dan Gen – Z rata – rata bisa menghabiskan 100 video dalam sehari atau setara dengan 39 menit pada platform ini. Selain itu, TikTok juga menempati urutan teratas dalam daftar Aplikasi Android yang paling banyak diunduh di AS dengan total 9,14 juta unduhan. Yang mengejutkan, bahkan mengalahkan Instagram yang hanya mendaftarkan 2,47 juta unduhan pada Oktober 2018, luar biasa bukan?.

Menurut Datareportal, TikTok memiliki sekitar 500 juta pengguna aktif di seluruh dunia pada tahun 2019. Sementara jumlah ini masih setengah dari pengguna Instagram saat ini yaitu sekitar 1 miliar, dari sini kita dapat berasumsi bahwa TikTok memiliki potensi besar to be the next instagram, dan tentu saja, alat selanjutnya untuk menyebarkan kesadaran merek suatu produk.

Data rate portal juga menyebutkan bahwa 41% pengguna TikTok adalah praremaja, remaja dan dewasa muda (antara 16-24 tahun) dan mereka adalah audiens yang sempurna untuk pemasaran TikTok dan yang jelas adalah pemasaran yang potensial bagi sebuah produk. Remaja di usia 14-18 tahun secara alami lebih memiliki kecenderungan sifat konsumtif dibandingkan dengan usia yang lebih tua.

Dibandingkan dengan kebutuhan, remaja membeli barang karena mereka menginginkannya. Selain itu, sebagian besa pengguna media sosial adalah praremaja dan remaja yang memiliki minat tinggi dan akses yang cukup sustain dalam jejaring sosial. Daripada memilih untuk menjadi platform plin-plan yangberusaha keras untuk menjangkau audiens yang lebih luas, TikTok mencoba langkah berani dan lebih memilih untuk mengoptimalkan fitur mereka untuk audiens yang lebih spesifik yang masih remaja

Berdasarkan data yang tersaji di atas dapatkah kita melihat polanya? Waktu telah berubah dan TikTok perlahan menjadi “Pemimpin” platform media sosial berikutnya di era ini. Hal Ini mulai masuk akal mengapa banyak perusahaan berniat untuk menerapkan pemasaran TikTok. Dengan strategi dan platform yang tepat, akan sangat mudah untuk menyebarkan merek atau sebuah produk ke seluruh dunia dan semakin banyak orang percaya TikTok adalah salah satu platform  yang tepat untuk pemasaran seiring dengan semakin viralnya platform ini di para millennial.

Bagaimana dengan anda? Tertarik menggunakan TikTok sebagai platform pemasaran produk?

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry