Hindah Mustika SM, MSM. Dosen Tetap STIESIA Surabaya

Era pengetahuan yang ada seperti saat ini ditandai adanya perubahan yang terjadi terus menerus. Bisa dikatakan jika suatu organisasi tidak mau berubah dan mengelola secara efektif, maka hal ini akan menjadi punah. Di era tahun 1960-an dan puncaknya ketika Drucker meciptakan istilah knowledge worker menyatakan bahwa pengalaman dan kecerdasan (otak manusia) jauh lebih berharga dan penting bagi organisasi dibandingkan dengan fisik.

Sebagai contoh, sebuah profesi detektif dan kriminologi menggunakan KM untuk menemukan,  mengungkap yang kemudian menganalisa berbagai misteri yang sebenarnya terjadi. Pada dasarnya semua bidang profesi dapat mengaplikasikan KM untuk menghasilkan pencapaian kinerja yang maksimal. Bisa di sebut bahwa knowledge manajemen muncul sebagai suatu disiplin ilmu pengetahuan, yang praktiknya sudah banyak terlihat pada berbagai profesi tetapi hal ini tidak didasari oleh adanya pendekatan dan proses pengetahuan secara sistematik dan berstruktur.

Berkembanganya ilmu pengetahuan, maka penggunaan dari knowledge management secara aplikatif telah banyak di terapkan di berbagai organisasi, yaitu Pertamina, Toyota, Perbankan baik perbankan syariah mapun konvensional dan masih banyak lagi. Jika anda menuliskan kata kunci knowledge management pada google  maka akan dipastikan anda akan menemukan puluhan bahkan ratusan ribu link situs yang akan membahas tentang hal itu.

Yang menjadi point penting yang akan menjadi pertanyaan yaitu bagaimana cara kita mendapakan informasi yang tepat sehingga dapat menggunakan dengan tepat pula sesuai harapan? Kepandaian dalam mengelola informasi menjadi suatu pengetahuan menuntut kemahiran tersediri yang mana hal ini tidak terlepas bahwa  setiap individu memiliki pemahaman yang berbeda pula.

Perkembangan teknologi yang, faktor sumber daya manusia memiliki andil yang cukup besar yang akan mensukseskan apa yang menjadi tujuan dari sebuah organisasi. Secara umum, dalam hal ini kategori modal  manusia yang antara berupa kompetensi, knowledge, value, kepribadian dan pengetahuan manusia. Pernyataan yang disampaikan oleh Mintzberg (1989) bahwa bank data atau data base yang bersifat strategis dari suatu perusahaan tidak berada dalam suatu memori di dalam computer, tetapi berada dalam otak manusia yang bisa di lebih point lagi para leadership.

Pernyataan baik dari Drucker dan Mintzberg yang menunjukkan bahwa pentingnya peran campur tangan sumber daya manusia dalam pengelolaan suatu organisasi. Kondisi organisasi yang tidak sehat sering tercermin pada indeks keinginan keluar karyawan yang tinggi (turn over intention), kendati tersebut terkadang turn over kadang relative kecil bisa jadi banyak karyawan yang ingin keluar dari organisasi tersebut, hal demikian menunggu kesempatan untuk keluar khususnya yang memiliki kompetensi namun tidak diperlakukan secara fair. Jadi jika hal tersebut terjadi berlarut larut maka akan menjadi sebab karyawan berlaku counter productive, seperti halnya menggunakan waktu kerja untuk kegiatan bermain games, mencari lowongan pekerjaan, istirahat yang dibuat terlalu lama dan perilaku lain yang mengarah bukan pada engagement.

Banyak organisasi yang telah melakukan proses knowledge management atau bisa dikatakan serupa dengan hal tersebut, tetapi organisasi dalam melakukan kurang efektif, hal yang menjadi point utama yaitu pada proses. Padahal lingkungan bisnis yang sangat kompetitif dituntut organisasi untuk bisa sustainability dalam bentuk inovasi. Maka organisasi yang memiliki kemampuan berinovasi secara tepat melalui suatu learning procces secara berkesinambungan, dimana organisasi yang lain belum melakukannya. Seperti saat ini yaitu memasuki era Industri 4.0 berasal dari pemerintah Jerman untuk mempromosikan komputerisasi manufaktur dan merupakan strategi teknologi tinggi yang mewakili revolusi industri ke 4.0, setelah adanya mekanisasi, elektrifikasi dan komputerisasi.

Menurut H lasi 2014 konsep dasar dari industri 4.0 adanya smart factory, cyber physical systems, self-organization, new system industribusi, new system in distribution and procurement, new systems in the development of products and services, adaptation to human need, corporate social responsibility. knowledge sharing behavior merupakan konsep utama dari knowledge manajemen dan menjadi fokus terpenting dalam knowledge manajemen karena knowledge dipandang sebagai sumber daya yang paling bernilai stratejik yang dimiliki oleh suatu organisasi, sumber utama bagi penciptaan nilai (Nonaka & Takeuchi, 1995).

Fokus utama dari knowledge management adalah sejauh mana knowledge sharing behavior dapat menciptakan nilai lebih bagi suatu organisasi, jika dalam proses knowledge management bisa diartikan sejauh mana membuat pengetahuan individu menjadi knowledge organisasi dan berfungsi sebagai kunci utama dalam organisasi, bisa dikatakan juga bahwa knowledge sharing sebagai proses memberi dan menerima knowledge.

Hal itu berupa proses pemindahan data, know-how, keahlian, umpan data dan keahlian tentang produk dan prosedur. Proses ini setidaknya meliputi dua pihak yaitu menyampaikan knowledge dan memperoleh serta mengumpulkan knowledge. Ada 2 (dua) perbedaan proses yang meliputi knowledge donation yaitu knowledge sharing dengan orang lain dan knowledge collection yaitu konsultasi dengan kolega untuk berbagi intelektual capital mereka. Van de Hooff dan De Ridder  menyatakan knowledge sharing merupakan proses di mana orang menemukan pengetahuan (tacit dan explisit) satu sama lain dan bekerja bersama untuk menciptakan new knowledge.

Penciptaan knowledge melalui interaksi antara manusia dan struktur lembaga sosial, teori yang terkenal dari pembentukan knowledge organisasi yaitu adanya spiral pengetahuan Nonaka (Nonaka’s Spiral of knowledge). Tujuan tersebut memberikan pemahaman bagaimana membuat knowledge organisasi sehingga organisasi dapat paham bagaimana mereka dapat memaksimalkan manajemen aplikasi dan knowledge transfer. Suatu organisasi mencipatkan knowledge  melalui interaksi antara tacit knowledge dan eksplisit knowledge. Interkasi kedua hal jenis knowledge sebagai konversi pengetahuan ( knowledge conversion). Pemahaman hubungan timbal balik merupakan kunci untuk memehami proses penciptaan pengetahuan. Knowledge  diciptakan melalui interkasi antar individu dengan muatan dan jenis pengetahuan yang beda. Proses tersebut akan berkembang semakin baik, baik kuantitas maupun kualitas. Didalam perusahaan senantiasa menciptakan pengetahuan (knowledge) melalui spiral SECI, yang meliputi empat modus konversi antara tacit knowledge dan eksplicit knowledge. Berdasarkan teori yang digunakan berikut ini telah diidentifikasi sebagai faktor utama yang mempengaruhi knowledge sharing antara individu dalam organisasi:

a). The nature of knowledge

b). Motivation to share

c). Opportunities to share

Ada 3 (tiga) knowledge sharing dalam organisasi yang harus di cari solusinya pada proses knowledge sharing behavior pada organisasi, berikut ketiga (3) hambatan tersebut :

a). Potential individu barriers

b). Potensial organizational barriers

c). Potensial technology barriers

Dilihat dari faktor individu diantaranya disebabkan oleh adanya kekurangan dalam komunikasi, hubungan sosial, perbedaan budaya, jabatan, waktu yang kurang dan tidak adanya trust. Dari segi organisasi perlu diperhatikan mengenai lingkungan dan kondisi organisasi. Sedangkan hambatan dari teknologi adalah ketika teknologi gagal dalam mendorong dan mendukung knowledge sharing lebih efektif. Knowledge sharing behavior dibangun melalui komunikasi antara dua (2) bagian dan suatu informasi yang dirubah menjadi komunikasi. Syarat dari knowledge sharing behavior adalah satu atau lebih bagian yang memiliki knowledge bisa berkomunikasi dan bagian yang lain memahami apa yang telah dikomunikasikan tersebut. Knowledge sharing behavior dan management hanya bisa dipindah tempatkan ketika anggota komunikasi percaya bahwa sisem informasinya aman, prosedur keamanan informasi memiliki dampak yang positif pada knowledge sharing dan  memajukan  knowledge sharing behavior.

Sangat diperlukan sekali harus bisa mengelola knowledge merupakan hal yang penting dan harus dilakukan oleh organisasi jika organisasi ingin memiliki keunggulan kompetetitf. Suatu organisasi yang telah memiliki sesuatu yang menarik dan knowledge yang unik memiliki kesempatan untuk memenangkan pasar dalam persaingan industry (Budiharjo, 2016). Knowledge management berdasarkan pada kegiatan sistematis yang menawarkan pengelolaan melalui akuisisi, penggunaan, sharing, penyimpanan, pencarian dan pengembangan knowledge untuk menghasilkan ide-ide baru yang berdampak pada inovasi (Budiharjo).

Keberhasilan dari praktik knowledge management sangat bergantung pada knowledge sharing behavior yang terjadi antara karyawan dalam suatu organisasi. banyak organisasi berpendapat bahwa praktik knowledge sharing behavior yang efektif adalah cara yang kritis dalam memanfaatkan kompetensi inti dan mendapatkan keunggulan kompetitif. Selain itu, intention juga menunjukkan perilaku orang ingin melakukan suatu aktivitas tertentu serta seberapa besar intensitas usaha mereka menempatkan dalam melakukan perilaku. Secara umum bahwa niat yang kuat untuk terlibat dalam perilaku, semakin besar kemungkinan akan dilakukan. Selain sebagai penentu langsung terhadap perilaku individu. (*)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry