Eka Haryati saat mengemas pesanan konsumen. DUTA/ist

SURABAYA | duta.co – Setiap selepas subuh, bunyi lakban ditarik, krek, krek, krek, selalu terdengar dari rumah Eka Haryati di sebuah perumahan di Buduran Sidoarjo.

Kesibukan ibu dua anak itu memang harus dimulai sejak pagi-pagi buta, sebelum kedua anaknya Arsya dan Maher, bangun tidur.

Selain itu, perempuan asli Salatiga Jawa Tengah itu ingin lebih punya waktu melakukan pengemasan produk yang dijualnya, tidak terkesan terburu-buru dan ala kadarnya.

Karena Eka harus mengemas produk skin care jualannya dengan bagus agar sampai ke konsumennya dalam keadaan bagus pula. Apalagi di musim hujan, dia harus serapi mungkin mengemasnya agar tidak terkena air hujan, walau perusahaan jasa pengiriman menyiapkan plastik lagi untuk membungkus barang kirimannya. Baginya kurang afdol kalau sembarangan mengemasnya.

Eka mengaku harus mulai kerja pagi dan melakukan pengemasan, agar ketika dua anaknya terbangun, sebagian pesanan konsumen sudah siap dikirim melalui jasa pengiriman.

Apalagi sejak asisten rumah tangganya pulang kampung, kegiatan jualan agar sedikit tersendat karena harus melayani dua anaknya terlebih dulu. Tapi beruntung, kedua anaknya adalah anak-anak yang manis sehingga tidak terlalu menganggu kegiatannya melayani pembeli yang rata-rata melalui online.

“Kalau packing pagi, itu orderan kemarin atau malam hari. Jadi tidak lama sampai ke konsumen,” ujar Eka.

Eka menjalani bisnis dengan berjualan skin care merek MSGlow yang cukup dikenal publik itu sejak sekitar empat  tahun lalu. Awalnya, jualan itu hanya sambilan karena Eka sendiri punya pekerjaan di sebuah perusahaan desain interior di Kota Sidoarjo.

Tapi sejak pandemi, perusahaan tempatnya bekerja sepi orderan karena bergerak dalam bisnis yang bukan kebutuhan pokok.  Di awal-awal pandemi, perusahaan secara bergantian menerapkan work from home bagi karyawannya.

Namun, pada April hingga Mei, karena orderan masih sepi, semua karyawannya disuruh bekerja dari rumah.Selama full di rumah, Eka merasa semakin fokus dengan bisnis ‘iseng-isengnya’ ini. Bahkan, label Rumah Cantik untuk bisnisnya ini semakin diperkenalkan pada banyak kalangan dan kenalannya. Bahkan di awal Juni 2020, ketika perusahaan tempatnya bekerja memanggil kembali seluruh karyawannya, Eka dengan tekat bulat, mengajukan pengunduran diri.

“Di rumah saja itu ada hikmahnya, saya bisa fokus jualan. Bisa mengembangkan bisnis saya secara lebih intens. Karena ternyata untuk bisa besar itu butuh fokus, itu saja,” jelas Eka.

Dengan semakin fokusnya Eka dengan bisnis jualan skincare ini, kini Eka memiliki 16 reseller. Omset secara total setiap bulan bisa mencapai Rp 120 juta hingga Rp 150 juta. Bahkan keuntungan yang dia dapat, jauh lebih besar dari pekerjaan sebelumnya. Dan Eka mengaku tidak harus keluar rumah dan bisa memantau perkembangan kedua buah hatinya.

“Ternyata dari rumah kita bisa menghasilkan sesuatu. Memanfaatkan handphone yang kita miliki. Manfaatkan kenalan, relasi, ajak gabung, sukses bareng,” jelasnya.

Namun, kata Eka, bisnisnya tidak akan bisa berjalan tanpa adanya distribusi yang baik. Karena untuk sukses menjalani bisnis secara online, ketersediaan stok barang dan distribusi menjadi dua hal yang sangat penting.

Di sinilah Eka mengaku memanfaatkan jasa distribusi atau pengiriman yang sudah dipercaya dan memiliki reputasi baik. Salah satunya JNE. “Ya memang harus memilih yang memiliki reputasi baik. Karena barang yang kita kirimkan masih menjadi tanggungjawab saya sampai diterima konsumen. Kalau tidak terpercaya, rugi kita dong,” tuturnya.

Namun, Eka mengaku, semua dikembalikan ke konsumen untuk memilih jasa pengiriman yang disukainya. Karena, kata Eka, konsumen itu unik. Terkadang harga tidak menjadi masalah asalkan layanan baik dan cepat sampai ke tujuan. Ada juga yang memilih harga lebih murah walau sampai tujuannya lebih lama.

“Kita serahkan sepenuhnya ke konsumen. Karena yang nanggung ongkir kan mereka. Tapi, kalau ada yang nanya, bagusnya pakai pengiriman apa ya, baru saya kasih pertimbangan-pertimbangan,” jelas Eka.

Tapi yang pasti, diakui Eka, 90 persen dari jualannya itu dikirimkan melalui jasa pengiriman. Sementara 10 persennya melalui penjualan langsung. Sehingga jasa pengiriman memang menjadi partner strategis buatnya. “Kalau lewat JNE, lumayan dekat dari rumah karena ada konter JNE yang lokasinya di seberang perumahan tempat tinggal saya. Jadi lebih tidak memakan waktu,” ungkapnya.

Karenanya, Eka berharap, jasa pengiriman juga bisa mempertimbangkan para pelaku usaha kecil seperti dirinya yang membutuhkan rasa aman dan nyaman atas barang yang dikirimkan.

Selain itu, adanya respon cepat ketika ada komplain, salah satunya ketika barang yang seharusnya sampai tapi ternyata belum sampai tujuan. “Kalau JNE bisa melakukan itu, pasti akan selalu ada di hati para pedagang seperti kami ini,” tukasnya.

Kini, Eka bisa merasakan manisnya berbisnis secara online. Setiap hari senyumnya mengembang karena orderan tidak pernah berhenti mengalir. “Pandemi, ternyata banyak orang suka melakukan perawatan tubuh dan wajahnya. Berkah buat kita semua,” ujarnya. end

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry