BANJIR: Kondisi di Sungai Klepu, Banyakan, Kabupaten Kediri, pasca banjir bandang yang menerjang wilayah tersebut pada Rabu (25/1). (duta.co/nanang)
BANJIR: Kondisi di Sungai Klepu, Banyakan, Kabupaten Kediri, pasca banjir bandang yang menerjang wilayah tersebut pada Rabu (25/1). (duta.co/nanang)

KEDIRI | duta.co – Banjir bandang yang menerjang kawasan wisata Air Terjun Klepu, Desa Parang, Kecamatan Banyakan, Kabupaten Kediri, Rabu (25/1) menyebabkan dua wisatawan tewas akibat terseret banjir. SEmentara lima orang berhasil menyelamatkan diri.

Jenasah Hadi Busro (18), warga Dusun Pulosari, Kelurahan Banjarmlati, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri dan Sofa (17), warga Dusun Pojok, Desa Tiron, Kecamatan Banyakan, Kabupaten Kediri, ditemukan 12 km dari lokasi kejadian pada Kamis (26/1) pagi.

“Saat ini kedua jenasah berada di RS Polda Bhayangkara Kediri,” jelas AKP Anwar Iskandar, Kasubag Humas Polres Kediri Kota.

Berdasarkan keterangan sejumlah saksi mata, saat hujan deras sejak Rabu siang kemarin, disusul kiriman air dari arah Lereng Gunung Wilis hingga masuk ke perkampungan rumah penduduk. Warga pun berusaha menyelamatkan barang berharga dan ternyata terdapat sejumlah orang sedang berada di Kawasan Wisata Air Terjun Klepu.

Dari keterangan lima orang saksi saat dimintai keterangan di Polsek Banyakan, Yusuf Kurniawan (12) warga Desa Gobang Kec. Semen, Khoirudin (18) warga Desa Gedangan Kec. Mojo, Siti Munawaroh (20), Ayu Puji (16) dan Ida Lestari (16), tiga orang terakhir beralamat Desa Ngablak Kec. Banyakan Kabupaten Kediri, mereka berada di kawasan wisata tersebut.

“Saat hujan semakin deras, lima orang kemudian berteduh di gazebo berada di kawasan wisata, namun dua orang lainnya masih berada di kawasan air terjun. Begitu air datang, keduanya langsung terbawa dan kasus ini segera dilaporkan ke Polsek Banyakan,” jelas Anwar Iskandar.

Setelah dilakukan penyisiran sambil menunggu berkurangnya debit air, kedua jenasah akhirnya ditemukan dan kini berada di kamar jenasah RS Polda Bhayangkara Kediri.

Sejumlah pihak menyayangkan kejadian ini, termasuk maraknya aksi galian C dianggap telah menyalahi aturan dengan tidak mengacu kelestarian alam dan keselamatan jiwa orang lain. “Lihat saja di atas, marak galian C, tapi selama ini tidak ada tindakan dari siapapun,” jelas Muhtar, salah satu warga setempat ditemui di lokasi kejadian. nng

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry