SURABAYA | duta.co – KH Imamul Arifin, pengasuh Pondok Pesantren Al Muntaha Al Kholiliyah Bangkalan ikut menjadi juri Lomba Baca Kitab Kuning (LBKK) PKS Jawa Timur, yang memasuki babak semi final, Kamis (2/12/21).

Seperti diketahui, Pondok Pesantren Al Muntaha Al Kholiliyah yang didirikan KH Thoha Cholili, cicit Syaikhona Kholil, guru dari KH Hasyim Asyari dan KH Ahmad Dahlan. Keduanya pendiri ormas terbesar Indonsia, Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah.

LBKK PKS Jawa Timur sudah memilih 33 santri terbaik, di Museum NU Surabaya. Puluhan pemenang itu bertanding memilih 6 orang terbaik. Pemenang pertama akan dikirim ke Jakarta untuk berlomba di tingkat nasional.

Hal ini dijelaskan oleh Ketua Bidang Pembangunan Keummatan dan Dakwah DPW PKS Jawa Timur Muhammad Aziz, penyelenggara kegiatan ini.

Menurut Ustad Muhammad Aziz, ke 33 peserta itu berasal dari berbagai pondok pesantren yang ada di seluruh Jawa Timur, yang terjauh dari Sumenep. “33 santri terpilih ini merupakan pemenang yang menyisihkan 385 peserta lainnya dari seluruh Jawa Timur. Dalam kegiatan ini, hadir dewan juri dalam Semi Final LBKK, masing-masing KH Amanullah, KH Suud Amin dan KH Imamul Arifin.

“Kiai Amnullah dan Kiai Suud dari Kementrian Agama Propinsi Jatim. Keduanya sudah mendapatkan setifikat MQK atau Musabaqah Qiroatul Kutub yang sering jadi juri nasional. Sementara Kiai Imamul Arifin adalah pengasuh Pondok Pesantren Al Muntaha Al Kholiliyah Bangkalan,” jelasnya.

Pondok Pesantren Al Muntaha Al Kholiliyah Bangkalan ini, awalnya diasuh KH Thoha Cholili, cicit Syaikhona Kholil, guru dari KH Hasyim Asyari dan KH Ahmad Dahlan, keduanya pendiri ormas terbesar Indonsia, Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah.

Dalam lomba ini, akan diambil 6 orang peserta terbaik sebagai pemenang, 3 juara utama dan 3 juara harapan. “Juara pertama akan kami kirim ke Jakarta, mengikuti lomba di DPP bersaing dengan pemenang dari provinsi lain. Mudah-mudahan peserta Jawa Timur menang. Mohon doanya,” harap Aziz. (zi)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry