Dari kiri Dysa, Chusnul, dan Mahbub, mahasiswa Universitas Brawijaya Malang, menunjukkan produk hasil penelitian mereka. (FT/Moch. Nasikhun Amin)

MALANG | duta.co — Tiga mahasiswa Universitas Brawijaya, Malang, masing-masing Dysa Nurrachma, Chusnul Liyah, dan Mahbubur Rahman, berhasil menemukan bahan pengawet organik alternatif pengganti formalin. Di samping sangat aman, fungsinya sangat dahsyat. Temuan itu berasaldari asap cair batok kelapa. Asap cair tersebut dinamakan Coconut Shell Liquid Smoke (CS-LS).

Ide ini bermula dari keresahan sebagai mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK UB) terhadap penggunaan formalin. Khususnya untuk ikan yang banyak digunakan di Indonesia. Padahal, di dunia medis, formalin itu untuk mengawetkan mayat, bukan dikonsumsi.

Formalin yang digunakan bahan pengawet ikan, sangat berbahaya. “Memang ada pengasapan dengan cara meletakkan ikan di atas kayu yang diasapkan. Tapi itu tidak efektif dan berpotensi menumbuhkan bakteri,” ungkap Dysa yang merupakan ketua tim penelitian kepada duta.co, Rabu  (18/7/2018).

Mengurangi Sampah

Menurut Mahbubur Rahman, salah seorang penelitian, cara penggunaan CSLS ini dengan mencampurkan air sebanyak 1:10 (Asap cair : Air). Kemudian direndam dengan bahan yang ingin diawetkan kedalam campuran CSLS selama 45 menit dan tiriskan.

“Penggunaan CSLS ini dapat mengawetkan ikan atau pun udang yang masih utuh selama 2 hari, sedangkan pada ikan yang sudah dibelah atau difillet mencapai 3 hari pada suhu ruang,” terang Mahbub panggilan akrabnya kepada duta.co.

“Kalau dimasukkan pendingin bisa lebih lama lagi,” imbuh mahasiswa semester 5 ini.

Di bawah bimbingan Hartati Kartika Ningsih, salah seorang dosen FPIK UB, mereka melakukan proses penelitian selama kurang enam bulan sejak Februari. Hasil penelitian ini bakal mempermudah pedagang, apalagi sampah batok kelapa bertebaran di mana-mana. (nas)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry