DITUGASKAN: Dr. H. Akhmad Jazuli Aziz, SH.MSi ditugaskan Gubernur Khofifah untuk menyukseskan peringatan satu abad NU. (DUTA.CO/YUSUF W)

MOJOKERTO | duta.co – Dr. H. Akhmad Jazuli Aziz, SH.MSi, atau yang akrab disapa Jazuli, bukanlah sosok yang asing bagi warga kabupaten dan kota Mojokerto, bahkan kabupaten Jombang. Selain dikenal sebagai tokoh NU, Jazuli menduduki jabatan strategis dalam meniti karier sebagai ASN.

Beralamat di Surodinawan, kecamatan Prajuritkulon, kota Mojokerto, pria kelahiran 5 Juli 1965 ini meniti karier sebagai ASN di kabupaten Mojokerto hingga menduduki jabatan strategis. Jabatan yang pernah disandangnya, antara lain sebagai Kadis Pendidikan dan Kadiskominfo.

Karier putra kiai karismatik, KH Abdul Aziz dan Nyai Masluhah, ini terus berlanjut semakin moncer dengan menjadi Sekda Kabupaten Jombang pada 2018 – 2021. Kariernya sebagai ASN belum berhenti, kini menduduki jabatan sebagai Asisten Administrasi Umum Sekda Provisi Jatim.

Terkait peringatan satu abad NU, Pengasuh Ponpes Al Amin dan Ponpes Alkhodijah Mojokerto ini berharap, dengan peringatan satu abad NU dapat membangkitkan lagi kader-kader NU untuk semangat mewarisi jiwa nasionalisme, jiwa perjuangan Kiai Hasyim dan tokoh-tokoh NU.

Menurutnya, loyalitas NU terkait NKRI 24 karat tidak diragukan lagi karena NU punya jasa besar lahirnya NKRI.

“Kiai Hasyim Asy’ari, Kiai Wahab Hasbullah, dan Kiai Wahid Hasyim yang ditugaskan dalam Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) merumuskan dasar negara dan merumuskan kemerdekaan, termasuk UUD dan Pancasila. Demi NKRI, Kiai Hasyim istikharah selama tiga hari,” tuturnya.

Kemudian, lanjutnya, Kiai Wahid ditugaskan rela untuk mencoret kalimat sila pertama, dari Ketuhanan, dengan menjalani syariat agama Islam bagi pemeluk-pemeluknya, diganti menjadi Ketuhanan Yang Maha Esa. “Ini demi NKRI. Jangan sampai lepas demi mempertahankan syariat Islam. Inilah bentuk hubbulwaton minal iman (cinta tanah air sebagian dari iman),” ujarnya.

Karena itu, imbuh dia, kader NU dan juga pengurus NU di Kabupaten dan Kota Mojokerto, pembina IPNU dan Ansor di kabupaten Mojokerto dan pengurus mustasyar NU di Kota Mojokerto ini memandang penting adanya peringatan satu abad NU.

“Ini dalam rangka mengenang kembali dan membangkitkan kembali bahwa NU adalah organisasi yang didirikan ulama, al-ulama waratsatul anbiya (ulama pewaris para nabi). Dibangkitkan lagi bahwa kader-kader NU untuk semangat mewarisi jiwa nasionalisme dan jiwa perjuangan Kiai Hasyim dan tokoh-tokoh NU,” tandasnya.

Dalam merebut kemerdekaan, NU memiliki andil yang cukup besar. “Kaum nahdliyin, terutama kaum santri, pada saat Jendral Malaby 10 November Surabaya, Itu Bung Tomo atas restu Kiai Hasyim,” tuturnya.

Karena itu, masih kata Jazuli, satu abad NU diperingati secara besar-besaran di GOR Delta Sidoarjo dan sekitarnya. Gemanya tidak hanya di Jawa Timur, tapi seluruh daerah. Berbagai daerah, seperti Papua, Aceh, Sulawesi, Jawa Tengah, dan Jawa Barat akan hadir. Ini menunjukkan bahwa NU betul-betul ada di mana-mana dan tetap komitmen melanjutkan perjuangan para pendiri NU.

“Karena itu, saya memandang, satu abad NU perlu diperingati secara istimewa dengan menghadirkan satu juta warga nahdliyin, bahkan lebih,” katanya.

Terkait menyambut satu abad NU, pria yang menempuh pendidikan S3 Administrasi Negara di Untag ini berharap NU adalah tokoh penggerak NKRI dan NU pengawal NKRI. NU yang mempelopori Indonesia agar tetap mempertahankan Pancasila dan NKRI harga mati karena Pancasila dan NKRI adalah alat agar Indonesia tetap bersatu. “Kalau faham radikal itu anti NKRI. Ini tidak sejalan dengan pendiri Nahdatul Ulama,” pungkasnya. (ywd)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry