RAPID TESS: Nampak sejumlah anggota DPRD Ponorogo ramai-ramai mengikuti rapid test jelang melakukan kunker ke luar kota. Duta/Siti Noer

PONOROGO | duta.co – Kabupaten Ponorogo yang saat ini kembali ke zona oranye, padahal sebelumnya sudah masuk zona hijau, membuat banyak warga was-was.  Tak terkecuali para anggota DPRD Ponorogo. Untuk meyakinkan bahwa mereka sehat, maka sebanyak 45 anggota DPRD berikut staf sekretariat DPRD melakukan rapid test, Jumat (10/7/2020).

Rapid test yang diikuti oleh 60 orang dari anggota dan para staf dilakukan di gedung DPRD menjelang pelaksanaan rapat paripurna DPRD. Sementara hasil yang didapat semuanya non reaktif. Tes ini mernurut rencana akan rutin dilakukan di gedung wakil rakyat.

“Hari ini ada permintaan rapid tes 60 unit. yang dibagi 3 tim dengan 2 supervisor. Ini ada permintaan dari DPRD, yang sudah 45 orang,” jelas dr Herman, Kabid Kesmas Dinas Kesehatan Ponorogo, di sela-sela pelaksanaan rapid test.

Ketua DPRD Ponorogo Sunarto, tidak menampik jika pelaksanaan rapid test itu ada hubungannya dengan rencana kunjungan kerja DPRD ke luar kota. Namun dipastikan sasaran kunker adalah daerah hijau atau kuning, sebab pihaknya tidak mau beresiko dalam menjalankan pekerjannya. Selain itu kunjungan juga harus ada kaitannya dengan penanganan Covid-19 di Ponorogo.

“Hasil sementara dari rapid tes adalah non reaktif semua. Karena belum ada laporan reaktif. rapid test ini dilakukan kami mobilitass tinggi mengunjungi desa-desa atau wilayah di Poonorogo yang terkena covid 19,” terang Sunarto.

Namun pihaknya juga mengakui rapid test ini salah satu bagian dari rencana para wakil rakyat itu untuk melakukan kunker ke luar kota. Bagi para pimpinan DPRD rapid test ini merupakan yang kedua, karena sebelumnya sudah mengikuti rapid tes untuk kepentingan tugas ke luar kota.

“Ini sudah ke 2 kali bagi pimpinan, waktu LHP kemarin harus bawa rapid test. Rapid test kali ini mengingat kawan-kawan DPRd dan juga secretariat dewan mengunjungi OPD, dan tempat-tempat umum. Soal kunker masih kita evaluasi. Boleh tapi dengan catatan  harus non reaktif juga daerah tujuan minimal kuning atau malah hijau. Selain itu ada kaitannya dengan penanganan covid 19,” pungkas Sunarto.

Sementara hingga saat ini, positif Covid-19 di Kabupaten Ponorogo total  77 orang positif, sembuh 33, meninggal 3 orang, isolasi mandiri 2 orang, isolasi di shelter 8 orang dan isolasi di RS sebanyak 31 orang.

Muncul 4 klaster yaitu Sidoarjo, Gontor dengan sub Klaster Kendari, Ronowijayan (Siman), dan Panjeng (Jenangan).  Kamis, (9/7) kemarin dilaporkan ada 11 kasus tambahan, yang berasal dari Joresan, Mlarak; Panjeng, Jenangan; dan Patihan Kidul, Siman.

Penularan Covid-19 yang berlangsung begitu cepat yang tidak diimbangi dengan  peningkatan kedisiplinan terhadap protokol kesehatan membuat angka kasus terkonfirmasi positif Covid-19 semakin meningkat.

“Hari ini 1 orang yang termasuk dalam hasil tracing kasus Joresan, Mlarak. Pasien ini adalah istri dari pasien nomor 46 yang telah meninggal dunia. Lalu  3 orang yang termasuk dalam hasil tracing kasus Panjeng. Mereka adalah kontak erat pasien konfirm nommor  50. Kemudian  3 orang yang termasuk dalam hasil tracing kasus Patihan Kidul, Siman. Mereka adalah kontak erat (keluarga) pasien  konfirm nomor  49 asal Ronowijayan, Siman,”terang Bupati Ponorogo Ipong Muchlissoni, Kamis (9/7).

Dari kasus Panjeng, telah dilakukan tracing dan pengambilan swab untuk pemeriksaan PCR terhadap total 42 kontak erat. Dan hari ini Jumat (10/7), dilakukan RDT secara masif terhadap 140 orang yang terindikasi sebagai kontak erat dengan yang bersangkutan.

Sementara untuk kasus Patihan Kidul adalah memiliki kontak erat dengan Ronowijayan , pasien positif ini bekerja bekerja sebagai  ART di rumah salah satu yang terkonfirmasi positif. Setelah dilakukan tracing dan pengambilan swab untuk  pemeriksaan PCR terhadap total 11 kontak erat.

“Tracing masih terus dilakukan dan Jalan Godang, Patihan Kidul diisolasi, dan mulai besok/lusa akan dilakukan pemeriksaan RDT secara masif terhadap kontak erat kasus konfirm. Ini adalah klaster Ronowijayan yang awalnya ibu M, menular ke anaknya , 30 tahun, menular ke cucunya  1 tahun, lalu ke pembantunya dari Patihan Kidul. Kini menular ke suami, ke cucu (2 tahun), anak,  suami ,dan  kakak. Ada 10 Ronowijayan,” jelas Ipong. sna

 

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry