PROBOLINGGO I duta.co – Desa Plaosan merupakan desa terpencil yang terletak di Kecamatan Krucil, tepatnya di ujung Kabupaten Probolinggo. Sebelum tahun 2019, desa tersebut masih belum teraliri listrik yang memadai.

Paiton Energy (PE)-Paiton Operation Maintenance Indonesia (POMI) mengajak sejumlah jurnalis menjelajahi desa yang terletak di pegunungan Argopuro itu untuk melihat perkembangan listrik di sana dalam kegiatan Journalist Trip, Rabu (26/10/2022).

Jalur pegunungan di sana memiliki akse jalan bebatuan dan tanah, menambah keseruan selama perjalanan.

Sepanjang perjalanan, para jurnalis mengendarai mobil jip Taft untuk menyesuaikan medan yang ditempuh. Tak semua kendaraan roda empat mampu melewati jalanan di sana.

Tujuan pertama kegiatan itu adalah peninjauan PLTMH (Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro). Pembangkit listrik ini berskala kecil, menggunakan tenaga air sebagai tenaga penggeraknya seperti, saluran irigasi, sungai atau air terjun alam dengan cara memanfaatkan tinggi terjun dan jumlah debit air.

Jurnalis mengendarai lima mobil jip untuk mendekati lokasi. Setibanya di tujuan, masih perlu berjalan kaki untuk menjangkau PLTMH yang dituju. Rasa letih tidak terlalu berasa karena para jurnalis disuguhkan dengan pemandangan alam yang begitu indah.

Di Desa Plaosan, PE-POMI telah menghadirkan fasilitas PLTMH dengan label Rumah Belajar Energi. PLTMH itu sudah beroperasi secara penuh. PLTMH dengan kapasitas 7 Kw ini terletak di Air Terjun Kali Pedati.

PLTMH itu dibangun di Desa Plaosan yang lokasi geografisnya memang sulit dijangkau aliran listrik dari PT PLN (Persero) karena kondisi alamnya yang berbukit-bukit.

Head of External Relations PT Paiton Energy, Bambang Jiwantoro mengatakan, PLTMH di sana dikelola oleh Kelompok PLTMH dengan anggota 14 Kepala Keluarga (KK).

“Bagi daerah terpencil, kehadiran energi terbarukan seperti PLTMH sangat penting untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa dan sekitarnya. Kami membangun PLTMH di sini juga melibatkan anak-anak yang magang di PE-POMI,” kata Bambang.

Sementara itu, Human Resources Manager POMI, Rochman Hidayat mengatakan, manfaat yang dirasakan saat ini dengan adanya program Rumah Belajar Energi di Desa Plaosan adalah listrik yang dihasilkan lebih stabil, daerah dengan akses terbatas kini sudah teraliri dengan listrik dari pembangunan PLTMH.

“Fasilitas PLTMH Desa Plaosan memiliki kapasitas sebesar ±7000 watt yang dibagi untuk 14 KK dengan total daya per KK sebesar ± 500 watt. Untuk pembuatannya sendiri kisaran Rp 200 juta lebih,” kata Rochman.

Selanjutnya, jurnalis dan jajaran PE-POMI bergeser ke rumah Kepala Desa Plaosan, Tosan. Trip berlanjut menggunakan mobil jip. Pemandangan pegunungan yang asri ikut mewarnai petualangan kami.

Sesampainya di sana, rombongan jurnalis dan PE:POMI disambut dengan baik dan disuguhkan dengan berbagai hidangan khas Desa Plaosan, termasuk susu yang menjadi salah satu ciri khas Kecamatan Krucil.

Tosan menjelaskan, semenjak kedatangan PE-POMI ke desanya di tahun 2019 silam, berbagai macam sektor kehidupan di desa yang dipimpinnya mulai bergerak dengan baik karena PLTMH yang dibangun menghasilkan listrik yang mencukupi kebutuhan warganya.

Ia menceritakan, sebelum adanya PLTMH, listrik begitu sulit diperoleh. Ketika malam tiba, seluruh aktivitas warga mulai terhambat karena gelapnya malam. Penerangan pun masih menggunakan lampu pijar kala itu.

“Ditambah lagi ketika ada yang melahirkan malam. Kami sangat kewalahan karena listrik belum ada waktu itu. Sekarang semuanya serba mudah. Listrik dari PLTMH itu menggerakkan seluruh sektor, mulai dari pendidikan yang membuat anak-anak kami bisa belajar ketika malam tiba hingga perekonomian. Mesin pembuat kue bisa kami gunakan, bahkan kami juga bisa menetaskan telur karena adanya listrik ini,” tutur Tosan. hul

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry