Bupati Sidoarjo, Gus Muhdlor, saat Cangkrukan bahas penolakan pembangunan Indomaret di Desa Grinting, Kecamatan, Tulangan, Sidoarjo, Kamis, (3/3/22) malam. (FT/LOETFI)

SIDOARJO | duta.co – Pasca diberitakannya aksi puluhan warga dan beberapa pedagang, pemilik warung, serta toko kelontong yang melurug Balai Desa Grinting Kecamatan Tulangan, Rabu, (2/3/22) lalu dan sempat terjadi ketegangan antara warga dan Kasun setempat, kini, Bupati Sidoarjo, H. Ahmad Muhdlor Ali, menghentikan sementara pembangunan Indomaret di Desa Grinting. Hal ini ternyata memicu kekecewaan warga dan pedagang saat cangkrukan bersama di balai Desa, Kamis, (3/3/22) malam.

Dikonfirmasi duta di lokasi, Gus Muhdlor (sapaan akrab Bupati Sidoarjo) mengatakan, terkait pembangunan Indomaret, untuk sementara dipending terlebih dulu. Sehingga yang berkepentingan nanti akan dikumpulkan bersama dan didiskusikan bersama.

Gus Muhdlor melanjutkan, hal itu dilakukan agar nanti timbul hasil yang enak untuk bersama. “Karena ini akan dilihat juga secara regulasi dan sebagainya. Jadi, ini bisa berjalan dengan baik, selanjutnya yang bisa kami sampaikan bahwa turunnya ini bukan karena Indomaret,” ujar Gus Muhdlor.

“Kami merencanakan untuk turun ini dari desa ke desa juga penting untuk melihat aspirasi dari masyarakat. Mendengar aspirasi untuk keluhan warga semua ada solusi, Insha Allah, karena ini adalah masalah bersama, maka saya yakin bisa dituntaskan dengan duduk bersama,” pungkas Gus Muhdlor.

Masih kata Gus Muhdlor, semua akan disesuaikan dengan kondisi masyarakat, regulasi yang ada dan fakta di lapangan. Oleh karena itu, Gus Muhdlor berharap kepada seluruh warga untuk menahan diri.

“Apalagi ternyata yang berkepentingan semuanya yang terlibat didalamnya adalah satu desa. Kami tidak ingin fase ini apalagi fase mau Pilkades dan sebagainya ini kemudian tidak kondusif dan sebagainya. Kami sampaikan tadi wong jowo ojo sampai ilang jowone, harus bisa musyawarah, berkomunikasi dan berdiskusi dengan baik. Saya yakin ketika sama-sama duduk bersama untuk kemajuan desanya kemaslahatan desanya pasti akan ada hasil yang bisa dimusyawarahkan di sana,” terang Gus Mudhlor.

Suasana cangkrukan warga dan paguyuban pedagang Desa Grinting dengan Bupati Sidoarjo. (FT/LOETFI)

Terpisah, tokoh agama setempat, Ustad Munir, saat dikonfirmasi duta mengatakan, ia sangat mengapresiasi kedatangan Gus Muhdlor pada saat itu. Ia mengatakan, hal itu menjadi kebanggaan desa Grinting karena Bupati datang melihat atau mendengar dari hasil paguyuban pedagang dan warga Grinting setelah melakukan pertemuan di desa Grinting.

“Tentunya dengan tujuan dan misi yang paling utama adalah menolak dengan hadirnya waralaba Indomaret yang akan dibangun di desa Grinting,” ujar Ustad Munir.

“Alasannya kami disini sebagai lembaga ketua NU ranting Grinting dan anggota LPMD desa Grinting, kenapa Indomaret kami tolak bersama-sama dengan warga dan pedagang? Yang pertama untuk menjaga kestabilan dan kemakmuran perekonomian para pedagang desa Grinting. Yang kedua untuk menjaga agar pedagang dan usaha kecil yang ada di desa Grinting bisa memaksimalkan dan memenuhi kebutuhan-kebutuhan bahan pokok atau sembako warga sekitar. Yang ketiga karena kami pedagang dan pengusaha kecil yang bermodal rupiah menolak adanya Indomaret yang bermodal dolar,” tambahnya.

“Dan yang disampaikan Gus Bupati bilang menutup sementara (pembangunan Indomaret), itu menjadi tanda tanya kami. Pada intinya, kami menolak dan ingin pembangunan indomaret dihentikan seterusnya, bukan sementara. Karena ini tujuannya mensinkronkan program NU, yakni salah satunya menolak waralaba masuk ke desa Grinting,” tegas Ustad Munir.

Tanda tangan para pedagang Desa Grinting yang menolak pembangunan Indomaret. (FT/LOETFI)

Senada, H. Mulyadi (52), warga RT 14 RW 4 perwakilan paguyuban PKL di lokasi mengatakan, selama ini tidak ada sosialisasi kepada warga Desa Grinting terkait pembangunan Indomaret. Sebagai wakil suara dari paguyuban pedagang sekaligus warga sekitar, ia menegaskan masyarakat sepakat untuk menolak adanya waralaba.

“Kita tidak menyetujui, jadi jelas disini dengan adanya waralaba yang datang, kalau satu kali Indomaret masuk pasti akan diikuti waralaba-waralaba yang lain,” ketus Mulyadi.

“Yang usaha makronya jelas menghambat usaha menengah kecil seperti kami ini, untuk mengembangkan dan meluaskan ekonomi kerakyatan menjadi terhalang juga keresahan. Karena sudah jelas kalau sampai Indomaret dan seterusnya itu benar-benar diberikan izin masuk dan membangun, kami akan resah,” keluhnya.

Mulyadi menegaskan, warga sekaligus pedagang yang mengeluh sudah menyampaikan penolakan kepada pemerintah desa dan sekaligus dari Bupati yang hadir untuk menerima aspirasi masyarakat.

“Yang jelas, dengan adanya indomaret itu mengakibatkan dampak tidak baik kepada warga Grinting terutama bagi pedagang. Hal ini bertentangan dengan program Bupati untuk memberikan ruang kemajuan pedagang kecil agar bisa meningkatkan penjualan atau berkembangnya dagangan mereka serta bantuan usaha mikro. Kalau ini dibiarkan oleh pemerintah daerah itu akan menjadi kontrakdiktif dengan warga sekitar dengan adanya bisnis makro Indomaret masuk,” jelasnya.

“Jadi, programnya pemerintah daerah ini bertolak belakang. Intinya kami dari paguyuban dengan warga sekitar dengan adanya keputusan pak Bupati dengan menghentikan sementara pembangunan ini, kami minta seterusnya di stop, tidak diteruskan,” pungkasnya.

Penolakan itu dibuktikan dengan tanda tangan semua pedagang se-Grinting yang menolak tanpa ada suatu paksaan. (loe)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry