KUPAS TUNTAS : Suasana peserta talkshow kupas tuntas branding & Akselerasi Pertumbuhan Bisnis Go Publik. (duta.co/dok)

SURABAYA | duta.co -Presiden ICSB (International Council for Small Business) Chapter Surabaya, Meithiana Indrasari menilai, produk-produk Usaha Kecil Menengah (UKM) di Indonesia masih kalah bersaing dengan produk UKM negara lain.

Alasan yang mendasar adalah design kemasan kurang menarik. Namun, selain masalah kemasan, juga ada sejumlah penyebab lainnya. Misalnya soal branding. Padahal, kualitas produk barang dan jasa dari Indonersia tidak kalah bagus.

“Indonesia mampu membuat produk berkualitas tinggi. Kemudian diekspor ke mancanegara. Di sini, produk itu dibranding dan dijual lagi ke Indonesia agar dikonsumsi orang Indonesia dengan harga yang lebih mahal. Ini kan menyakitkan,” kata Mei yang juga Wakil Rektor Unitomo Surabaya dalam sebuah talk show bertema Kupas Tuntas Branding dan Akselerasi Pertumbuhan Bisnis dengan Go Public di Auto 2000 Jalan Basuki Rahmat Surabaya (18/2).

Kegiatan yang digelar ICSB Chapter Surabaya dan KAJI Indonesia itu dihadiri sekitar 62 peserta yang semuanya memiliki produk UKM.

“Mindset Indonesia sampai sekarang masih cenderung ke trading company bukan branding company. Padahal menjual itu setiap hari dan membangun brand itu sepanjang hayat,” katanya.

Dia mengingatkan, bicara brand harus dibedakan dengan merek dagang. Di awal yang harus dilakukan adalah membangun cerita yang bernilai tentang produk barang maupun jasa. Dengan demikian, produk itu brand-nya bisa melonjak yang pada akhirnya diminati masyarakat.

Selain itu, Mei juga mengatakan, perlu mendorong tumbuhnya para pengusaha UKM di Indonesia. Salah satunya melalui pelatihan dan pendidikan termasuk bagaimana cara membangun brand.

 “Kemudian, salah satu kendala UKM pendanaan. Banyak UKM yang secara legalitas belum berbadan hukum, misalnya tukang lontong sayur, itu usahanya sudah besar secara legal belum terbentuk. Kalau di luar negeri, pedagang es krim jalanan saja punya badan hukum jadi bisa masuk perbankan,” jelasnya.

Ia menambahkan pelaku UKM perlu didorong untuk bisa berbadan hukum agar bisa berkembang. “Syarat ke bank mesti punya legalitas. Para pengusaha kecil menengah dengan syarat punya usaha, berbadan hukum, pembukuan harus benar, mereka akan berkembang. Sedangkan  brand harus dibangun sepanjang hayat,” katanya.

Pembicara lain dalam acara itu adalah Cita Melisa dari Indonesia Exchange (IDX) dengan materi Akselerasi Pertumbuhan Perusahaan Melalui IPO. (ep)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry