SENJATA BRIMOB: Senjata SAGL 40x46 milik Brimob Polri yang sempat tertahan di kargo Bandara Soekarno-Hatta dijelaskan dalam konferensi pers Polri beberapa hari lalu. (ist)

JAKARTA | duta.co – Markas Besar TNI menyita amunisi SAGL 40×46 milik Brimob Polri yang tempo hari tertahan di kargo Bandara Soekarno-Hatta karena berstandar militer. Sebanyak 5.932 amunisi tajam diamankan TNI di gudang amunisi Mabes TNI, tadi malam (9/10).

“Bahwa tadi malam amunisi sudah dipindahkan ke gudang amunisi Mabes TNI sesuai katalog yang menyertai 5.932 butir amunisi,” ujar Kapuspen Mabes TNI Mayjen Wuryanto saat konferensi pers di Taman Ismail Marzuki, Selasa (10/10/2017).

Amunisi granat yang diamankan merupakan amunisi standar militer. Penggunaannya tidak diperuntukkan bagi Polri. Wuryanto menyebut amunisi itu memiliki daya ledak yang kuat dan dapat meluluhlantahkan sepasukan. Malah ia menyebut TNI sendiri tidak mempunyai amunisi seperti itu.

“Sangat jelas dalam katalog bahwa amunisi tajam mempunyai radius mematikan 9 m jarak capai 400 m. Keistimewaan amunisi adalah setelah meledak, kemudian meledak kedua dan menimbulkan pecahan lubang-lubang kecil yang melukai maupun mematikan. Granat bisa meledak sendiri tanpa benturan setelah 14-19 detik lepas dari laras,” papar Wuryanto. “Ini luar bisa. TNI tidak punya senjata seperti itu,” sambungnya.

Namun, senjata pelontar granat SAGL itu sendiri tidak diamankan TNI. Wuryanto menyebut, Polri boleh menggunakan sebab bisa diganti dengan gas asap dan gas air mata sesuai standar nonmiliter. “Yang jelas senjata bisa digunakan oleh kepolisian. Selain peluru tajam bisa digunakan granat asap dan gas air mata,” ujarnya. hud, net

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry