BAMBU digunakan sebagai tiang pancang pondasi untuk penyangga box geter dalam proyek pelebaran jalan Empu Nala. (DUTA.CO/YUSUF W)

MOJOKERTO | duta.co – Proyek pelebaran jalan Empu Nala telah dimulai sejak bulan April lalu. Pelebaran jalan dilakukan dengan cara menutup sungai menggunakan box geter.

Namun ada yang tak lazim dalam pengerjaan mega proyek tersebut. Jika biasanya menggunakan tiang pancang beton sebagai penyangga box geter tapi proyek dengan anggaran lebih dari Rp 100 miliar ini justru menggunakan tiang pancang bambu.

Kepala Dinas PUPR Kota Mojokerto Mashudi didampingi Kabid Bina Marga Endah Supriyani ST, MT mengungkapkan, semula konsultan perencana merencanakan menggunakan tiang pancang beton sebagai pondasi penyangga box geter. “Rencananya setiap box geter ditopang dua tiang pancang dengan kedalaman tiang pancang 4 meter,” imbuhnya.

Namun setelah dilakukan uji kedalaman tanah tras, ternyata di sebelah barat kedalaman tanah trasnya 7 – 8 meter. “Dengan 2 tiang pancang yang panjangnya hanya 4 meter, dikhawatirkan akan gagal konstruksi,” tuturnya.

Akhirnya perencanaan direview bersama tenaga ahli dari ITS. “Akhirnya alternatifnya menggunakan tiang pancang bambu sebagai pondasi penyangga box geter. Satu box geter ditopang 12 batang bambu,” jelasnya.

Sedangkan alasan menggunakan bambu sebagai penyangga, kata dia, bambu yang terendam air tidak terkena faktor udara atau oksidasi maka bambu semakin kuat. Selain itu, harga bambu relatif murah dan membantu membangkitkan ekonomi kerakyatan karena bambu dibeli dari masyarakat.

“Kita utamakan bambu dibeli dari masyarakat kota Mojokerto. Tapi ternyata tidak mencukupi karena memang kebutuhannya banyak. Untuk mencukupi, terpaksa juga membeli dari luar kota Mojokerto,” terangnya.

Dengan proyek pelebaran jalan Empu Nala sepanjang 2,3 kilometer, dibutuhkan sekira 22.000 batang bambu. “Bambu dibeli dengan harga Rp 28 ribu per batang. Semoga dapat membantu membangkitkan ekonomi kerakyatan, khususnya yang memiliki tanaman bambu,” harapnya.

“Tujuan dari pelebaran jalan Empu Nala kan memang untuk meningkatkan ekonomi kerakyatan, khususnya bagi warga sekitar. Selama ini warga yang berada di selatan jalan Empu Nala terhalang oleh sungai untuk membuka usaha. Dengan ditutupnya sungai, kita berharap warga di selatan sungai lebih leluasa,” pungkasnya. (ywd)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry