Alissa Wahid (ft kanan) saat menjelaskan pentingnya masyarakat terlibat memantau Pemilu agar Jurdil. Gus Yusuf (FT/kiri).

BANTUL | duta.co – Lucu! Beredar dua argumen Pemilu 2024 santu putaran. Ini seakan benar, padahal pembodohan masyarakat. Pertama, alasan hemat anggaran. Dengan pemilu satu putaran duit negara bisa dihemat. Kedua,  alasan memasuki bulan suci Ramadan 1445 H, agar berlangsung lebih khusyuk.

Koordinator Nasional Jaringan Gusdurian, Alissa Wahid minta hentikan polemik Pemilu satu putaran demi menghemat anggaran. Menurutnya argumen tersebut tidak relevan dengan konstitusi pelaksanaan pemilu. Ini karena telah ada anggaran khusus untuk pelaksanaan pemilu satu putaran maupun dua putaran.

Pernyataan ini untuk menjawab maraknya argumen pemilu satu putaran akan menghemat anggaran negara. Sehingga mengemuka kencang agar pelaksanaannya tidak sampai dua putaran. Di satu sisi, argumen ini menurut Alissa justru mencederai nilai-nilai demokrasi.

“Kata penghematan agar terminologi ini harus dibuang jauh-jauh, apapun itu investasi bukan pemborosan dan bukan kerugian. Kita bisa menaikkan apa namanya anggaran bansos secepat itu kok,” kritik Alissa ditemui di Griya Gusdurian di Banguntapan, Bantul, Jumat (9/2/2024) seperti terunggah detik.com.

Putri almaghfurlah Presiden Abdurahman Wahid ini menilai pemilu tidaklah berbicara tentang efisiensi. Prinsip dari pemilu adalah proses yang transparan, jujur, dan adil. Bukan sebaliknya mengejar hemat dengan dalih efisiensi anggaran negara.

Anggaran penyelenggaraan pemilu, lanjutnya, telah disiapkan secara terperinci dalam Undang-Undang Pemilu. Termasuk di dalamnya skema penyelanggaraan dua putaran. Ini karena pemilu terkait pemilihan wakil rakyat yang sesuai prinsip penyelenggaraan pemilu.

“Persoalan anggaran tidak boleh disamakan, tidak boleh dilihat hanya dari sisi rugi atau irit atau tidak efektif bukan efisiensi, yang kita butuhkan adalah efektifitas karena kita bicara tentang kepemimpinan jangka panjang, kalau efisiensi ya udah tinggal mana yang lebih murah begitu,” katanya.

Alissa menekankan poin utama dalam pemilu adalah terselenggara dengan langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil. Sehingga mampu melahirkan pemimpin berdasarkan hasil pemilu yang terlegitimasi.

“Paling penting adalah kita memastikan bahwa proses ini berlangsung dengan baik. Wacana satu putaran itu adalah framming untuk warga masyarakat. Kalau jurdil itu bisa dicapai dengan satu putaran ya tidak apa-apa tapi kalau jurdil itu membuat harus dua putaran, dua putaran ya enggak apa apa,” pesannya.

Alasan Ramadan

Ketua Umum HISNU (Himpunan Santri Nusantara) Yusuf Hidayat mengaku heran, dengan pernyataan oknum PBNU yang melempar argumen perlunya satu putaran karena Bulan Ramadan. “Ini pembodohan umat bertopeng agama, Ramadan. Mestinya justru Bulan Ramadan orang tidak seenaknya berbuat curang, selalu ingat Allah SWT.,” tegas Gus Yusuf panggilan akrabnya.

Alumni PP Tebuireng. Jombang ini setuju dengan ajakan Koordinator Nasional Jaringan Gusdurian, Alissa Wahid, bahwa, Pemilu itu soal transparansi, soal kejujuran dan keadilan. “Berikan contoh terbaik kepada rakyat, bahwa, pejabat itu harus netral, polisi harus mengayomi. Bansos itu duit rakyat, bukan dari pasangan calon,” pungkas Gus Yusuf. (mky,dtc)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry