H Ahmad Syaikhu, Presiden PKS (nomor 4 dari kanan). FT.kerawang.pks.id

SURABAYA | duta.co – Kisah lama ini menarik diunggah kembali. Tiga tahun lalu, usai khatib Jumat di Masjid Al Jihad Karawang, Ahmad Syaikhu beserta rombongan melakukan silaturahim ke Kantor PD Muhammadiyah, lalu ke Kantor PCNU Kabupaten Karawang.

“Di PCNU ini saya serasa berada di rumah sendiri, sebagai alumni santri Buntet, maka, hiruk pikuk kegiatan NU saya lakukan rutin sampai hari ini. Dari yang namanya tahlil, maulid, yasinan, sholawat dan sebagainya,” tegas Ahmad Syaikhu.

Saat itu, dirinya diingatkan oleh Kang Uyan Ketua PCNU Karawang tentang kisah Mahagurunya di Buntet pesantren yaitu Gurunda Kiai Abbas murid kesayangan Hadratus Syaikh Hasyim Asy’ari yang terpilih dan ikut andil dalam merumuskan keputusan Resolusi Jihad, keputusan para Kiai dalam rapat Nahdlatul Ulama di Bubutan, Surabaya 21-22 Oktober 1945.

“Semangat berjuang beliau tertanam begitu dalam pada sanubari ini: Wahai Jiwa Kau Harus Turun Berlaga!” jelasnya.

Perjuangan PKS dan NU sama, yaitu menjaga Aqidah Ahlussunnah Wal Jama’ah, hanya lapangan kerjanya saja yang berbeda, NU lebih konsentrasi pada pendidikan keummatan, sedangkan PKS sebagai partai politik menyiapkan pejabat publik dan kebijakan publik yang pro keummatan. Sambung.

“Alhamdulillah di Karawang sinergitas organisasi massa dan partai politik terjalin dengan sangat baik, terbukti ada Pengurus PCNU Karawang dari Partai Keadilan Sejahtera yaitu Ust. dr Atta Subagja yang menjadi Anggota DPRD Kab. Karawang. Tentu ini akan menjadi kekuatan besar dalam mewujudkan negeri yang Baldatun thoyyibatun wa Rabbun ghofur, gemah ripah loh jinawi, kerto tenterem kerta raharja,” papar Syaikhu.

Tentang dirinya yang terjun ke PKS, Ahmad Syaikhu punya cerita lain.  “Saya jadi teringat bisik-bisik KH Mushtofa Aqil Siradj (adik KH Said Aqil Siradj red) pada saya saat bertemu di Pesantren Al-Ghadir Kempek Cirebon. Antum ini orang NU yang disusupkan ke PKS, bukan orang PKS yang disusupkan ke NU, dan saya hanya bisa membalas dengan senyuman termanis saya,” pungkasnya.

Punya Pengaruh Besarkan PKS

Sebagai Presiden PKS yang baru, Ahmad Syaikhu, dinilai Peneliti CSIS, Arya Fernandes memiliki kekuatan tersendiri untuk membesarkan partai dakwah ini. Arya yakin, PKS tetap memilih sikap sebagai oposisi seperti ini.

“Menurut saya, PKS akan dapatkan keuntungan dengan posisi sebagai oposisi. Mereka akan dapat pengaruh dari pilihan sebagai oposisi di tengah partai sekarang yang sebagian besar di pemerintahan. Saya kira, dugaan saya akan meningkatkan suaranya dengan memilih posisi oposisi,” kara Arya saat dihubungi detik.com, Senin (5/10/2020).

Arya mengatakan selama ini PKS memang dikenal sebagai partai yang memiliki kebijakan yang kerap kontra dengan pemerintah. Bahkan ia memprediksi semangat oposisi PKS di bawah Ahmad Syaikhu akan semakin kuat.

“Ya saya kira kebijakan PKS belakangan ini punya posisi, misal di omnibus law mereka beda, UU Perpu pemerintah soal keuangan di masa pandemi dia juga beda beberapa kebijakan itu dia akan lanjutkan kebijakan yang kontra-pemerintah. Ini menjadi penting ya, untuk kepentingan politik 2024,” sebutnya.

Selain itu, Arya menilai faktor Ahmad Syaikhu bakal memberikan dampak cukup signifikan terhadap kondisi internal PKS. Sebab, menurutnya, Ahmad Syaikhu sejak awal PKS sudah mempunyai kontribusi besar dalam membangun infrastruktur dan pengkaderan partai.

Dan, tentu, tidak bisa dinafikan adalah posisinya sebagai alumni Pesantren Buntet, Cirebon, serta keluarga besar NU yang bakal membuat PKS bisa ‘mendarat dengan mulus’ di keluarga besar nahdliyin.

“Yang jelas, sekarang, sudah tidak laku lagi stigma wahabi. Hebatnya, PKS selama ini tidak menjawab dengan adu mulut. Tetapi, fakta, bahwa partai ini konsisten menjaga aqidah Ahlussunnah Wal Jama’ah dan kepentingan umat,” tegas Imam Budi Utomo, mantan Ketua PAC GP Ansor, Jambangan, Surabaya. (mky)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry