Senjata yang tidak boleh sembaran orang menyimpan dan memilikinya. (FT/IST)

SURABAYA | duta.co – Ketua Harian Pergerakan Penganut Khitthah Nahdliyyah (PPKN), H Mohammad Yasien SH, MH mengaku heran membaca pernyataan atas nama Bupati Sidoarjo, Ahmad Muhdlor Ali, soal adanya bunker senjata di bawah Masjid sebuah perumahan di Sidoarjo.

“Apalagi dalam berita itu, ia sebut 15 kecamatan di Sidoarjo terpapar paham radikalisme, atau dimasuki paham radikal. Ini bukti bahwa kita semakin bodoh, semakin mudah dibohongi, terbakar dengan isu-isu radikal. Logikanya, kalau ada buker senjata, tangkap! Jangan omong doang, jangan bikin resah rakyat,” demikian Gus Yasien, panggilan akrab alumni PP Tebuireng, Jombang ini kepada duta.co, Senin (14/2/22).

Berita viral itu dari https://lampumerah.id/ada-bunker-penyimpanan-senjata-di-masjid-yang-berada-di-sedati/. Media online ini mengutip video Bupati Sidoarjo, Ahmad Muhdlor Ali yang, menyatakan ada 15 Kecamatan di Sidoarjo, terafiliasi paham radikalisme.

Dalam video itu, tulis ‘lampumerah’ juga tersebut ada salah satu Masjid di Wilayah Kecamatan Sedati yang, menjadi tempat penyimpanan senjata atau bunker. Dalam video yang terunggah kanal YouTube TV9 official itu, Bupati Muhdlor memberikan pidato pada kegiatan pelantikan pengurus cabang Nahdlatul Ulama Wonoayu, Minggu (06/02/22).

Muhdlor mengatakan telah mendapat data akurat bahwa ada lima belas Kecamatan di wilayahnya telah terafiliasi paham radikalisme. “Datanya akurat. Bahkan, ada Perumahan X dan ada bangunan Masjid, di bawahnya ada bunker untuk penyimpanan senjata,” terangnya dalam video yang beredar.

Kebanyakan kelompok radikal ini bukan asli warga Sidoarjo. Meski keanggotaanya masih terbilang sedikit, hal itu menjadi perhatian khusus bagi Bupati Sidoarjo. “15 Kecamatan itu ada beberapa Desa yang berstatus kuning maupun merah. Seperti di wilayah Sedati, Balongbendo, Buduran, Gedangan, Candi dan Tarik. Paham radikal ini menyebar dengan cepat melalui masjid dan komplek perumahan,” jelas Muhdlor.

Berita ini mendapat tanggapan Ketua PCNU Sidoarjo Zainal Abidin. Ia lalu berjanji akan bergerak dan memperkuat idelogi serta menjaga aset milik Nahdlatul Ulama di Sidoarjo. “PCNU Sidoarjo siap bergerak antisipasi dan memperkuat gerakan menangkal paham radikal yang menyebar di Sidoarjo,” tukas Zainal dalam video yang beredar.

Siapa Bisa Dipercaya?
Ketua Harian Pergerakan Penganut Khitthah Nahdliyyah (PPKN), H Mohammad Yasien SH, MH. (FT/duta.co)

Gus Yasien, lelaki berdarah Buntet Cirebon ini, tidak habis pikir dengan cekaknya pikiran pejabat kita. “Logikanya, kalau ada, langsung tangkap! Jangan ngomong ke publik sebelum mereka tertangkap. Kecuali kalau ini proyek untuk mencari anggaran, tetapi, ingat jangan korbankan umat,” jelasnya wanti-wanti.

Sebagai kader NU, ia tidak terima kalau masjid jadi alasan framing buruk politik, apalagi beropini negatif. “Kalau memang ada masjid yang terindikasi tidak benar, kenapa tidak langsung mereka bekuk pelakunya. Bukankah dia yang berkuasa, punya segalanya. Kecuali kalau yang bicara tukang ngarit (cari rumput red.),” tukasnya.

“Saya berdomisili di Sidoarjo, hampir setiap hari beraktivitas di Sidoarjo. Juga sering ke masjid Sidoarjo, ternyata aman-aman saja. Kalau bupati bilang begitu, lalu faktanya tidak ada, terus siapa yang kita percaya? Janganlah suka bikin opini buruk di masyarakat,” pungkasnya. (mky)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry