Ustad Das'ad Latif. (FT/net)

SURABAYA | duta.co – Serius! Kali ini, tidak ada canda dan tawa. Itulah penampilan lain Ustad Das’ad Latif. Pria asal Makassar, Sulawesi Selatan, itu tampil dalam video pendek, berdurasi 4:34 menit. Bicaranya serius, soal fatwa yang menyesat di media sosial.

Akhir-akhir ini, katanya, saya melihat, mendengar kalimat yang kedengarannya sangat manis, tapi sungguh menyesatkan. Pertama, saya tidak takut corona, tapi hanya takut kepada Allah.

“Bos! Ini salah betul. Kalau ini benar, lalu mengapa Rasulullah saw pernah bersabda, jika engkau melihat penyakit menular, maka, berlarilah seperti engkau melihat harimau,” jelas Ustad Das’ad yang termonitor duta.co, Minggu (22/3/2020)

Coba bayangkan, tambahnya, saya pernah tanya: A pakah engkau berani masuk masjid, ketika di dalam masjid ada harimau? Ada yang jawab: Berani ustad karena iman. “Salah! Kalau kau dimakan harimau, lalu kau mati, siapa yang meneruskan risalah islam ini. Kalau kau wafat, itu mati konyol namanya,” jelasnya.

Contoh lain, ada buaya di dalam sungai, lalu kau tahu ada buaya, masih saja masuk. Itu bukan orang beriman, bukan takut kepada Allah, tetapi namanya, beleng-beleng (dungu). Hindari paham-paham yang menyesatkan seperi itu.

Kedua, ada lagi yang berkata: Virus corona itu makhluk Allah swt. hanya menyerang orang-orang yang membuat maksiat. Ini juga salah dan menyesatkan. “Kalau ini benar, lalu ,kenapa Muad bin Jabal, sahabat nabi, kekasih Allah, kekasih Rasulullah saw., wafat pun karena terserang wabah,” katanya.

Saudaraku, lanjutnya, bijaksanalah menyikapi media sosial, bijaksana dalam menggunakan media sosial. Terutama dengan wabah virus corona ini. Jangan anggap remeh. Begitu pentingnya ini, sehingga MUI mengeluarkan fatwa, kita umat bergama mengikuti fatwa majelis ulama. Hindari keramaian, bahkan, salat jumat pun ditunda, karena wabah penyakit yang sangat mematikan ini.

“Ada lagi yang bilang, oh kita tidak lagi mengikuti ulama, kita mengikuti Quran dan Sunnah. Lalu siapa yang tidak mengikuti Quran dan Sunnah? Apa anda merasa ulama ini tidak mengikuti Quran dan Sunnah. Siapa lagi yang mengaji Alquran dan Sunnah, selain ulama? Mereka belajar bukan melalu medsos, mereka melakukan pendidikan dari jenjang yang sangat bawah sampai tinggi.”

Berat, Tapi Lebih Berat Kalau Terkena

Ulama ini bukang kaleng-kaleng, ulama adalah orang yang ahli di bidangnya, mereka berkumpul bermusyawarah mengeluarkan fatwa. Isinya hindari, begitu pentingnya. Bahkan di zaman Rasulullah, hujan yang membuat jalanan becek, adzan pun diganti supaya salat di rumah masing-masing.

Pemerintah sudah mengatakan hindari kerumunan, tinggal di rumah saja, kerjakan pekerjaan kantor di rumah. Mengapa? “Karena ini virus sangat mematikan, sekali tertular sangat susah sembuh, karena sampai sekarang belum didapati anti-virusnya,” katanya.

Maka saudara, jangan anggap remeh, kurangi aktifitas di luar. “Memang sangat berat, tetapi, jauh lebih berat ketika anda sudah terjangkit virus corona ini. Islam mengajarkan, tujuan dihadirkan syariah salah satu diantaranya memelihara nafs, jiwa. Sesuatu yang haram akan menjadi halal, ketika berkaitan dengan keselamatan jiwa. Sudaraku, tinggallah di rumah, beribadahlah di rumah, jangan lupa berdoa. Karena sesuatunya datang dari Allah swt,” tutupnya. (mky,net)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry