PUBLIC EXPOSE: Jajaran direksi PT Suparma Tbk usai paparan kinerja dalam Public Expose yang digelar di pabrik Suparma. Suparma tetap optimistis penjualan akan meningkat meski industry menurun. (duta.co/imam)

SURABAYA | duta.co – Emiten kertas PT Suparma Tbk. (SPMA) optimistis meraih pendapatan sebesar Rp2,1 triliun dari penjualan 214.000 ton pada 2017. Sementara pada tahun 2018, dimana merupakan tahun pilkada serentak di Indonesia, Suparma justru makin optimistis bahwa penjualan bakal meningkat kisaran 10 persen dari capaian tahun 2017.

Hendro Luhur Direktur PT Suparma Tbk. (SPMA)  mengatakan optimism menyongsong tahun 210 didasarkan pada tiga produk andalannya sangat dibutuhkan pada momen pilkada. Dimana pengumpulan masa membutuhkan alat bungkus makan yang menjadi salah satu produk andalannya selain produk tisu dan duplek.

“Tetap yakin pada tahun 2018 mendatang penjualan tetap naik bahkan optimis lebih tinggi dari capaian tahun 2017. Saat ini perekonomian  Indonesia bukan menurun melainkan stagnan di kisaran pertumbuhan 5 %,” kata Hendro Luhur dalam public expose di pabrik Suparma Warugunung, Selasa (21/11).

Hendro menambahkan manajemen SPMA menyampaikan target pendapatan sepanjang 2017 mencapai Rp2,1 triliun. Angka itu naik 8,9% year on year (yoy) dari realisasi tahun lalu sejumlah 1,93 triliun. Untuk memacu pendapatan, perusahaan akan memacu kapasitas produksi menjadi 214.200 ton per tahun, meningkat 4,44% yoy dari 2016 sebesar 205.111 ton per tahun.

“Dari produksi tersebut, perusahaan akan mencatatkan kuantitas penjualan sebesar 214.000 ton, sehingga penjualan bersih senilai Rp2,1 triliun pada 2017 akan tercapai,” jelas Hendro Luhur.

Perbaikan penjualan bersih turut mendongkrak laba kotor perseroan pada tahun ini menjadi Rp316 miliar, dan laba usaha menuju Rp158 miliar.  Dalam 10 bulan pertama 2017, SPMA meraup penjualan bersih sebesar Rp1,7 triliun, atau 80,9% dari target 2017. Hasil itu didapatkan dari pemasaran kerta sejumlah 176.891 ton, atau 82,7% dari target tahun ini.

“Berdasarkan laporan keuangan per kuartal III/2017, SPMA membukukan penjualan bersih sebesar Rp1,52 triliun, naik 8,47% yoy dari sebelumnya Rp1,41 triliun. Pemasaran domestik sangat mendominasi sebanyak Rp1,4 triliun, sedangkan pasar ekspor hanya sejumlah Rp124,94 miliar,” jelasnya.

Peningkatan pemasukan turut ditopang kenaikan harga jual rata-rata menjadi Rp9,61 miliar per ton, naik 3,8% yoy dari per September 2016 senilai Rp9,26 miliar. Selain itu, kapasitas produksi meningkat 2,6% yoy menuju 154.872 ton dari sebelumnya 150.918 ton.

“Peningkatan produksi turut mengerek pertumbuhan utilisasi per September 2017 sebesar 5,5% yoy. Tingkat utilisasi meningkat menjadi 95,6% dari sebelumnya 90,6%,” jelasnya.

Hendro Luhur menjelaskan bahwasanya pangsa pasar utama produk Suparma yakni tisu menyasar segmen Horeka (Hotel Restoran dan Café). Dan pasar ini sampai saat ini tidak mengalami penurunan, sementara pasar untuk bungkus makanan minuman juga terus berkembang.

“Pasar Suparma saat ini mayoritas, 80 persen di dalam negeri. Kenapa tidak ekspansif ke luar negeri karena pasar dlam negeri masih lebih menguntungkan dibanding ekspor,” jelas Hendro Luhur. (imm)

 

 

 

 

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry