NGAWI| duta.co – Pembangunan Talut Penahan Tanah (TPT) di Dusun Ngepeh Desa Ngandri Pangkur Kabupaten Ngawi, tersorot masyarakat sekitar. Pasalnya, berdasarkan informasi warga terdapat kejanggalan pada volume pekerjaan.
“Ada kejanggalan dalam pelaksanaan proyek TPT Desa Ngandri. Kualitas bangunan fisik terlihat asal jadi dan ada perbedaan volume pekerjaan,” ujar Heri warga sekitar. Kamis, (31/8/2023)
TPT tersebut di anggarkan Rp186 juta, bersumber dari Dana Desa (DD) 2023, dengan volume pekerjaan, panjang 35 meter, lebar ujung atas 40 cm, serta tinggi 3 meter, dilaksanakan oleh TPK desa setempat.
Kejanggalan tersebut terlihat pada kualitas bangunan dinding TPT yang sudah mulai retak patah hingga ke dasar pondasi, meski telah dilakukan penambalan pada bagian dinding yang di maksud.
Suprianto, Kepala Desa Ngandri menanggapi hal tersebut mengatakan, pekerjaan sudah sesuai RAB ketika di periksa tim dari Kecamatan Pangkur, hanya salah penulisan volume antara papan nama proyek dan prasasti.
“Sudah di monitoring dan di mc 100 oleh tim Kecamatan Pangkur. Sudah sesuai RAB. Namun, terkait spesifikasi teknisnya saya tidak hafal kalau tidak melihat buku perencanaannya (RAB),” jelas Suprianto via selulernya.
Sementara, sebagai pembanding bangunan TPT Desa Ngandri, di wilayah sekitar juga ada proyek pembangunan Talut Jalan Paras- Ngandri yang bersumber dari Dana Bagi Hasil (DBH) Minyak Bumi dan Gas Bumi senilai Rp130 juta.
Kepala Bidang Bina Marga PUPR Kabupaten Ngawi, Rahmat Fitrianto mengatakan, proyek Talut Jalan Paras-Ngandri panjangnya 55,60 meter, lebar/tebal ujung atas 0,40 meter, lebar pondasi bawah 0,70 meter, tinggi pondasi 0,90 meter, tinggi bangunan TPT 2,30 meter, total tinggi bangunan 3,20 meter.
“Ya, itu pekerjaan kita dengan spek teknis perencanaan tersebut. Alokasi anggaran dari DBH Migas Rp130 juta, di laksanakan oleh CV Marga Mulya,” kata Rahmat.mif
