Dosen Untag Surabaya saat melakukan pengabdian masyarakat Kampung Tanggap Kebakaran. DUTA/ist

SURABAYA l duta.co – Kampung Geblak RT 5 RW 3, Kelurahan Jambangan, Kecamatan Jambangan Surabaya, Sabtu (8/8/2020) resmi menjadi Kampung Tanggap Kebakaran pertama di Surabaya.

Program Kampung Tanggap Kebakaran ini diinisiasi dosen Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya, Febby Rahmatullah Masruchin dan dua dosen lainnya yang tergabung dalam Pusat Studi Kebencanaan di bawah Lembaga Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM).

Dalam penandatanganan MoU kerjasama dan peresmian kampung, Camat Jambangan, Anita Hapsari, turut serta menghadiri kegiatan. Selain itu, beberapa perwakilan warga kampung juga terlihat hadir.

“Kami sangat mengapresiasi dan berterima kasih pada Untag Surabaya atas program ini,” tutur Anita.

Dijelaskan oleh Anita, banyak masyarakat yang belum teredukasi dalam menghadapi kebakaran. Ini akan cukup membahayakan mengingat kondisi kampung yang cukup padat.

Selain itu, kondisi kampung yang berada dekat dengan sungai tidak dimanfaatkan dengan baik oleh warga saat menghadapi kebakaran. Karenanya, ia sangat mendukung kegiatan sosialisasi yang terlaksana. “Kegiatan ini sangat perlu sekali,” ungkapnya.

Ia berharap program Kampung Tanggap Kebakaran ini bisa terlaksana bukan hanya dalam skala kecil di Kampung Geblak saja, melainkan pada masyarakat Kampung Jambangan yang lebih luas.

Sementara itu, Febby menjelaskan, Kampung Tanggap Kebakaran merupakan gagasan untuk mempersiapkan masyarakat memiliki ketangguhan saat bencana terjadi, konteksnya kebakaran.

Dalam hal ini, Pusat Studi Kebencanaan Untag Surabaya mencoba membantu pemerintah dan masyarakat terkait kebencanaan, khususnya Surabaya. Selain melakukan penandatanganan kerjasama, juga dilakukan sosialisasi dan simulasi terkait bencana kebakaran. Warga diberikan pengetahuan terkait pencegahan, pertolongan pertama saat proses pemadaman hingga pasca kebakaran.

Himpunan Mahasiswa Arsitektur (HIMARSITA) Untag Surabaya juga turut andil dalam  melakukan serangkaian kegiatan ini. Dalam kesempatan yang sama, Febby juga memberikan atau menghibahkan alat-alat pemadam kebakaran yang berupa pompa portable, selang dan nozzle di beberapa titik rumah warga dan Alat Pemadam Api Ringan (APAR).

“Alat pompa portable disesuaikan dengan kondisi kampung, jadi gang sempit pun bisa,” paparnya.

Selain itu, Febby juga memberikan media edukasi berupa buku panduan, pamflet, poster dan spanduk serta media komunikasi berupa megaphone dan kentongan.

“Sosialisasi dan simulasi yang dilakukan menggunakan perekaman video yang selanjutnya diberikan kepada semua warga melalui whatsapp group Kampung Tanggap Kebakaran, sehingga tidak mengundang kerumunan massa namun tujuan pengabdian tetap tercapai,” jelasnya.

Dalam kegiatan abdimasnya ini, Febby berhasil mendapat dana hibah dari Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan, Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Ristekdikti) senilai Rp 42 juta.  end/ril