UPACARA : Ratusan petani Desa Bakalan Pule kecamatan Tikung mengikuti upacara penurunan bendera merah putih dalam rangka Hari Ulang Tahun (HUT) Republik Indonesia (RI) ke 73 di tengah sawah kekeringan. (duta.co/ardhy)

LAMONGAN |duta.co– Beragam acara unik yang tersisa dari perayaan upacara HUT RI ke-73.  Seperti ratusan petani Desa Bakalan Pule kecamatan Tikung mengikuti upacara penurunan bendera merah putih dalam rangka Hari Ulang Tahun (HUT) Republik Indonesia (RI) ke 73 di tengah sawah kekeringan.

Hadir dalam kegiatan upacara tersebut Kepala Desa Bakalan Pule Zamroni selaku Inspektur Upacara, Sekretaris Desa (Sekdes)M.Firman, sejumlah elemen masyarakat dan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) yang terdiri dari laki-laki dan perempuan.

Nikmathul Sholiqah peserta upacara selepas kegiatan mengaku sangat bangga atas di adakannya upacara penurunan bendera yang di adakan di tengah sawah tersebut, pihaknya menyatakan kegiatan itu adalah spontanitas dari warga tidak ada kepentingan yang lain.

“Kawasan kami saat ini memang sedang mengalami kekeringan, dan kegiatan ini murni dari aspirasi masyarakat sekitar untuk di adakan di tengah sawah, tidak ada kepentingan apapun koq, ” ucap wanita cantik tersebut.

Ia mengungkapkan masyarakat petani Desa Bakalan Pule yang hadir di acara tersebut sekitar 150 orang, mereka sangat antusias sekali untuk mengikuti acara penurunan bendera, sebagai penghormatan atas para pahlawan yang telah gugur memperjuangkan bangsa Indonesia hingga mencapai kemerdekaan.

“Kami atas nama petani Lamongan sangat berterima kasih sekali kepada para pahlawan yang sudah membela bangsa dan negara ini,” tuturnya.

Perempuan cantik itu berharap pemerintah ke depannya lebih memperhatikan nasib para petani, karena petani adalah ujung tombak kedaulatan pangan, petani juga bisa hidup lebih layak, murah sandang dan murah pangan.

Sementara itu, Sekretaris Desa Bakalan Pule M.Firman selesai upacara penurunan bendera kepada awak media mengatakan kelompok tani yang ada di desanya hampir semuanya mengikuti acara tersebut, di antaranya adalah kelompok tani Sri Rezeki, Dewi Sri, dan gabungan  kelompok tani lainnya.

“Harapan kami pemerintahan di desa Bakalan Pule ini semakin solid dan lebih mengutamakan kegotong royongan antar warga sekitar,” ujar M firman.

Firman menjelaskan kegiatan itu atas usulan semua warga agar upacara penurunan bendera di adakan di tengah sawah yang sedang kekeringan.

” Kegiatan ini spontanitas warga, kebetulan saat ini desa kami di landa kekeringan, tidak ada tanaman apapun, warga akhirnya serentak mengajak di adakan upacara penurunan bendera di tengah sawah,” jelasnya.  (ard)

 

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry