Rektor UIN Maliki Malang, Prof. Dr. Abdul Haris, M.Ag saat berbincang dengan Maulana Habib Luthfi Bin Yahya, Dewan Pertimbangan Presiden. 

MALANG | duta.co – Dalam rangka mewujudkan pengembangan kampus, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang (UIN Maliki Malang) meminta nasihat dengan menggelar Syiar Ramadan bersama Maulana Habib Luthfi Bin Yahya, Dewan Pertimbangan Presiden di Pekalongan. Syiar tersebut dilangsungkan melalui streaming YouTube pada Minggu (2/5/2021) pukul 16.00 WIB.

“Malam ini kami sowan kepada Maulana Habib Luthfi Bin Yahya di Pekalongan. Kami ingin beliau memberikan nasihat kepada kami dalam rangka untuk mengembangkan UIN Maliki Malang agar bisa dikelola lebih baik lagi,” ujar Prof Abdul Haris, Rektor UIN Maliki Malang.

Habib Luthfi mengagumi nama kampus UIN Maliki Malang karena berasal dari salah satu jajaran Wali Sembilan yaitu Maulana Malik Ibrahim.

Maulana Malik Ibrahim, lanjut Habib Luthfi, salah satu wali sembilan ketika masuk ke Indonesia tidak sekadar berdakwah tanpa mempunyai manajemen yang rapi. Akan tetapi Maulana Malik Ibrahim masuk dengan bekal yang pengalaman dengan mempunyai ilmu yang mumpuni dan beliau merupakan ahli ekonom yang mengetahui dunia pertanian dan obat-obatan.

“Perkembangan dakwah yang sangat rapi dapat memajukan umat yang pada waktu itu memiliki pola pikir yang sudah cukup untuk menjawab,” sambung Habib Luthfi.

Habib Luthfi menuturkan, Wali Sembilan Maulana Malik Ibrahim masuk ke Indonesia bukan karena adu kesaktian tetapi beradu pola pikir dengan wejangan-wejangan untuk regenerasi yang akan datang. Maka nama UIN Maliki Malang dirasanya tepat karena mengambil salah satu nama dari Wali Sembilan khususnya Maulana Malik Ibrahim, guru besar ulama di waktu zamannya.

“Untuk dapat mencetak kader-kader melalui perguruan tinggi, UIN Maliki Malang perlu pengembangan-pengembangan secara ilmiah yang tidak jauh untuk membuka isi Alquran,” jelasnya.

Dewan Pertimbangan Presiden menjelaskan, isi Alquran tidak hanya akidah dan tauhid saja, tetapi kaya dengan ilmu pengetahuan-pengetahuan yang sudah seharusnya perguruan tinggi mampu untuk mensyiarkan supaya bisa melahirkan-melahirkan generasi yang siap menjawab tantangan umat dan tantangan zaman.

Baik generasi muda dalam dunia akademis maupun non akademis memiliki PR-PR yang harus menjawab dari tinggalan para sesepuh atau para ulama terdahulu, terutama ilmu medical atau kedokteran. Dan hal itulah yang menurutnya menjadi pokok utama dalam mengembangkan UIN Maliki Malang.

“Indonesia ini terbentang luas, kekayaannya luar biasa. Ini adalah PR untuk kita, sejauh mana kita dengan pembekalan dari Allah SWT dapat memberikan lapangan yang luar biasa dalam pengembangan ilmu,” ujar Maulana Habib Luthfi Bin Yahya, Dewan Pertimbangan Presiden dalam syiar ramadan UIN Maliki Malang. (adv/dah)