Difran Nobel Bistara – Dosen Fakultas Keperawatan dan Kebidanan (FKK)
MARAKNYA produk pemutih wajah yang muncul di pasaran memicu tren di kalangan remaja untuk memiliki kulit yang putih agar dianggap cantik seperti tokoh idola yang mereka lihat di layar televisi.
Hal tersebut dapat mempengaruhi konsep diri remaja, yaitu dengan menggunakan kosmetik pemutih untuk tampil sempurna dihadapan umum.
Padahal kosmetik pemutih sekarang banyak terdapat zat bebahaya seperti hydroquinone, mercury, tretinoin, rhodamin B.
Apabila ada produk kosmetik yang mengandung zat hydroquinone lebih dari batas yang ditentukan, maka itu termasuk obat.
Info Lebih Lengkap Buka Website Resmi Unusa
Remaja saat ini tampaknya masih belum paham akan risiko penggunaan kosmetik pemutih sehingga masih saja muncul kasus-kasus kelainan kulit karena penggunaan kosmetik pemutih yang salah dan berlebihan.
Kelainan kulit juga terjadi akibat penggunaan kosmetik pemutih yang tidak sesuai dengan jenis kulit pengguna sehingga timbul alergi karena penggunaan kosmetik pemutih yang tidak tepat, berlebihan, serta penggunaan yang tidak sesuai dengan aturan pemakaian.
Kejadian yang paling banyak dialami remaja adalah ingin mencerahkan wajah tapi hasilnya malah membuat kulit wajah menjadi mengelupas dan tipis sehingga menjadi lebih sensitif karena kulit yang tipis dengan dengan saraf dan pembuluh, darah dalam penggunaan jangka pendek zat ini akan memberikan reaksi kemerahan, iritasi dan rasa terbakar karena kulit kehilangan lapisan demi lapiasan kulit akibat mengelupas.
Sedangkan bila digunakan dalam jangka waktu lama akan terakumulasi di dalam tubuh dan menjadi racun, karena 30%-60% akan diserap tubuh. Zat ini juga bekerja dengan menghambat pembentukan melanin (zat pigmen kulit), padahal melanin dibutuhkan untuk melindungi kulit dari pengaruh sinar matahari yang berupa ultraviolet (UV) yang berbahaya bagi kesehatan kulit.
Kulit yang memiliki kadar melanin yang sedikit dan terus terpapar dengan sinar UV lama kelaman akan muncul bintik-bintik hitam atau kecoklatan sebagai tanda kulit mengalami kematian jaringan dan bila meluas bisa menyebabkan kanker kulit.
Keberadaan media memang tidak lepas dari kepentingan pasar. Dengan demikian, kalau kita tidak selektif terhadap pesan media, kita akan menjadi korban media. Tidak salah memang ketika kita membeli sebuah produk berdasarkan informasi dari media.
Namun, yang perlu diingat, seberapa perlu produk yang kita beli itu bagi diri kita. Apakah kita memang membutuhkan produk itu ataukah karena kita terpengaruh oleh iming-iming yang disampaikan oleh media. Tidak ada salahnya memang untuk tampil menarik seperti yang banyak diiklankan di media, dengan sebagian produk yang ditawarkan untuk membantu mewujudkan impian itu. Namun, yang mesti kita ingat, jangan memaksakan diri.
Kesadaran remaja akan masalah kesehatan masih sangat rendah, terutama untuk kesehatan diri sendiri. Untuk itu, perlu diberikan edukasi kesehatan yang bisa memberikan penjelasan kepada remaja mengenai perilaku hidup sehat.
Akademi Keperawatan Adi Husada sudah sejak lama bekerja sama dengan SMA dan SMK di wilayah Surabaya dalam melaksanakan program penyuluhan kesehatan. Penyuluhan kesehatan tersebut dilaksanakan dengan tujuan mempengaruhi para remaja agar menghentikan perilaku berisiko tinggi dan menggantikannnya dengan perilaku yang aman atau paling tidak berisiko rendah. Boleh kita mengikuti trend di masa kini asalkan itu mengandung nilai positif. *