Dewan Pertimbangan Presiden (Watimpres) Bidang Keagamaan Prof Dr Azyumardi Azra, MA. (FT/DUTA.CO/ENDANG)

SURABAYA | duta.co – Pemikir Islam lintas Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN)  maupun swasta di Indonesia bakal dikumpulkan. Selanjutnya merumuskan pemikiran Islam yang berada di tengah-tengah, tidak ke kanan atau pun kiri. Hasil rumusan itu akan disampaikan kepada Presiden Joko Widodo, yang selanjutnya disampaikan ke negara-negara Islam skala global.

Hal ini disampaikan Dirjen Pendidikan Islam Kementerian Agama RI Prof Phil Kamaruddin Amin di sela 1st Annual Conference for Muslim Scholars (AnCoMS) dan Call for Papers dengan tema “Memperkokoh Kajian Islam Multidisipliner di Era Kontemporer”, di Kampus Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya, Sabtu (13/5/2017).

Menurutnya, pihaknya akan mengajak masyarakat, akademisi, pemikir Islam untuk merumuskan Islam Indonesia, Islam internasional. “Sekitar 2 sampai 3 bulan ke depan, pemikiran kita ini akan dirumuskan, selanjutnya disampaikan ke presiden yang selanjutnya disampaikan ke publik,” tandas Kamaruddin yang mengaku idenya ini terinspirasi Risalah Amman Jordania.

Kamaruddin menyebut, Indonesia layak menyampaikan pemikiran Islam pada tingkatan global atau internasional. Alasannya, jumlah sarjana muslim banyak, jumlah perguruan tinggi Islam jauh lebih banyak.

Kementerian Agama RI, kata Kamaruddin, berterima kasih kepada Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri/Swasta (PTKIN/S) sebagai tanggung jawabnya yang menggelar agenda AnCoMS dan semacamnya, seperti yang digelar UINSA selaku Koordinator Perguruan Tinggi Agama Islam IV Surabaya.

“Ini inisiasi yang keren. Bisa memberikan korelasi pada ilmu pengetahuan. Acara seperti ini bukan sekadar rutinitas, namun ada manfaatnya untuk segenap insan akademis. Semoga kegiatan ini bisa terekam pada jurnal internasional,” harap Kamaruddin.

Indonesia, masih kata Kamaruddin, banyak memiliki perguruan tinggi. Kendati demikian produk ilmu pengetahuan masih minim dibanding negara lain; Malaysia, Singapura, Thailand, terlebih negara Islam di Timur Tengah. “Indonesia besar, jumlah perguruan tingginya banyak, jumlah sarjana muslimnya banyak. Seharusnya bisa mewakili pemikiran  Islam di dunia,” pungkas Kamaruddin.

Dewan Pertimbangan Presiden (Watimpres) Bidang Keagamaan Prof Dr Azyumardi Azra, MA yang juga salah satu pembicara, mengapresiasi gagasan merumuskan pemikiran Islam untuk disampaikan lanjut ke presiden. “Perlu ada konsolidasi pemikiran Islam yang seimbang, toleran, hidup berdampingan. Ada toleransi pada muslim dengan banyak aliran, non-muslim, Indonesia yang plural,” tandas Azyumardi Azra.

Mantan Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah ini mengaku lebih setuju penggunaan istilah Islam Wasathiyah atau Islam di tengah, tidak ke kanan atau kiri, dibanding istilah Islam moderat.

“Proses radikalisasi terus berlangsung. Muncul kelompok yang mengusung khilafah, syariah, yang tidak cocok di Indonesia. Islam Wasathiyah, Islam Nusantara lebih pas,” tegasnya.

Azumardi minta dalam proses rumusan juga mengundang para pemangku kepentingan. Termasuk Menristek Dikti serta Mendikbud. Menurutnya, justru di lembaga pendidikan non Kemenag rawan muncul paham radikalisme. Alasannya, pemahaman tentang Islam terbatas.

Sementara itu, Rektor UINSA Prof Abd A’la menambahkan, dari forum AnCoMS diharapkan juga lahir penulis atau peneliti muda dari PTKIN maupun PTKIS untuk memberikan sumbangsih pada pemikiran Islam di dunia. “Ini harus dikembangkan ke depan. Makalah terbaik yang dihasilkan akan dikawal untuk dipublikasikan di tingkat internasional,” ulas A’la.

Untuk jurnal yang terpublikasi internasional, penulisnya akan mendapatkan apresiasi dari Kemenag, meski tidak besar jumlahnya.

AnCoMS sendiri sebagai ruang diskusi yang mampu menjadi wadah eksplorasi pandangan para intektual muslim dari berbagai perspektif. Melalui acara ini  diharapkan mampu menggali kembali percikan-percikan pemikiran para intelektual muslim di Indonesia dalam memperkuat kajian Islam multidisiplin agar mampu berkontribusi membangun peradaban dunia global. (end)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry