Nailul Authar – Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

SETELAH dua tahun pandemi, kini sekolah melakukan aktifitas belajar mengajar normal. Pandemi Covid-19 sangat berpengaruh bagi sektor Pendidikan, kegiatan tatap muka semula berubah menjadi kegiatan daring.

Hal ini menyebabkan siswa kurang berinteraksi dengan banyak orang. Karena selama pandemi siswa akan berdiam diri dirumah dan bermain gadget sesukanya, hal tersebut membuatnya asyik bermain gadget tanpa menghiraukan kebutuhan interaksi.

Waktu 2 tahun bukanlah waktu yang sebentar. Pandemi telah mengubah banyak kebiasaan siswa. Akibatnya ketika pembelajaran mulai normal siswa akan merasa tidak percaya diri untuk berinteraksi langsung, bosan dengan rangkaian proses pembelajaran dan bahkan mereka akan cepat lelah karena sedikitnya aktivitas di rumah.

Info Lebih Lengkap Buka Website Resmi Unusa

Hal ini membuat guru harus memutar otak untuk membuat siswa dapat percaya diri, terutama dalam pembelajaran Bahasa Inggris. Selama ini tanpa pandemi, Bahasa Inggris sudah menjadi momok bagi siswa di Indonesia. Lalu bagaimana cara mengatasinya?

Salah satu cara mengatasi beberapa permasalahan di atas yaitu merubah metode mengajar yang awalnya hanya memaparkan materi dan Latihan soal, dengan menerapkan metode permainan.

Bermain game dapat menjadi salah satu metode pembelajaran yang menyenangkan dan kreatif yang dapat diterapkan oleh pendidik dalam kegiatan belajar mengajar agar proses pembelajaran menjadi lebih interaktif.

Permainan dapat melibatkan semua keterampilan bahasa dasar, yaitu mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis serta sejumlah keterampilan sering terlibat dalam permainan yang sama. Klimova (2015) menyatakan bahwa game dipersepsikan sebagai aktivitas menyenangkan yang bermakna yang diatur oleh aturan.

Menurut Bakhsh (2016), Games merupakan salah satu metode yang dapat digunakan untuk menghindari kebosanan di dalam kelas. Mereka memiliki peran khusus dalam pengajaran bahasa asing. Baik siswa maupun guru akan mendapat manfaat dari menyertakan permainan selama waktu kelas.

Dapat dinyatakan bahwa variasi dan intensitas permainan yang digunakan di kelas dapat mengurangi kecemasan dan membujuk siswa yang pemalu untuk berpartisipasi.

Permainan mendorong peserta didik untuk menjadi peserta aktif dalam proses pembelajaran, memungkinkan pembelajaran yang berpusat pada siswa dapat dilaksanakan secara efektif karena guru hanya berfungsi sebagai fasilitator. Game yang dapat digunakan dalam pembelajaran Bahasa Inggris yaitu game komunikatif, contohnya “Throw Ball Game” atau permainan lempar bola.

Cara memainkan permainan “Throw ball games” sebagai berikut. Guru akan melempar bola ke salah satu siswa, siswa yang terkena lemparan bola harus menjawab pertanyaan dari guru dalam waktu 5 detik. Lalu, siswa pertama kemudian melempar bola secara acak kepada siswa kedua, dan seterusnya.

Mungkin awalnya murid akan bingung dan kaget karena harus menjawab pertanyaan dari guru menggunakan Bahasa inggris tetapi itulah tantangan yang membuat mereka berusaha merespon dan membuat mereka tidak bosan. Saat batas waktu semakin dekat, anak-anak lain mulai menghitung dengan keras.

Ketika salah satu siswa tidak dapat menjawab atau kehabisan waktu, ia akan mendapatkan hukuman yang akan ditentukan oleh siswa lainnya. Setelah hukuman selesai permainan dimulai lagi dari awal.

Dalam permainan ini siswa harus angkat bicara karena sudah menjadi tanggung jawab mereka untuk tetap melempar bola dengan melanjutkan permainan dengan tanya jawab berdasarkan materi yang diberikan oleh guru.

Game ini dapat mengurangi kebosanan mereka di kelas berbicara dan meningkatkan motivasi mereka dalam mengasah keterampilan berbicara karena selama permainan siswa akan selalu berfikir kritis dan aktif dalam menjawab pertanyaan. *

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry