KEDIRI|duta.co – Diberitakan sebelumnya terjadi aksi pawai yang berlangsung bergantian, setelah sebelumnya digelar pawai mobil dengan membawa sound system yang memekakkan telinga. Sehari kemudian giliran ratusan motor dengan suara knalpot meraung – raung menggelilingi Desa Ngadi Kecamatan Mojo. Pihak Polsek Mojo pun sebenarnya telah berusaha melakukan penertiban, namun aksi ini diduga dipicu atas kurangnya komunikasi antara warga desa dengan Drs. Basuki Eko Margono selaku Kepala Desa Ngadi.
Apakah benar bila pawai mobil tersebut atas inisiatuf Kades Ngadi? Basuki Eko Margono menyatakan malah tidak tahu bila ada pawai mobil. “Memang kita rutin melakukan penyemprotan disinfektan, namun saat pawai mobil kemudian sambil penyemprotan saya malah tidak tahu. Saya sejak Jumat siang tidak berada di rumah. Tidak tahu soal itu, saya tidak paham siapa yang menggelar acara tersebut. Saya tidak ada masalah dengan warga,” terangnya, saat dikonfirmasi Minggu (30/08).
Kades Ngadi mengaku bahwa sejak Jumat siang berangkat ke tempat wisata Dieng. Dia pun menjelaskan bahwa sesuai edaran Pemda dan pihak kecamatan juga menegaskan, bahwa dilarang menggelar acara apapun. “Memang tiap tahun tidak diadakan dan tidak boleh ada acara, pihak desa atau Kecamatan Mojo juga tidak memperbolehkan. Semua itu murni digelar para pemuda
Atas aksi pawai mobil dan motor sejumlah warga mengaku resah, Kapolsek Mojo AKP Wahana menyampaikan telah memanggil sejumlah tokoh pemuda agar tidak menggelar aksi motor. Bahkan pihaknya sejak pagi telah menempatkan anggota untuk berjaga – jaga di sekitar lokasi. Diduga ini merupakan aksi tandingan sejumlah para pemuda karena menuding pawai mobil tersebut digerakkan oleh salah satu tokoh masyarakat desa. “Informasi yang kami dapat, memang sehari sebelumnya terjadi pawai mobil dengan membawa sound system. Sebagai bentuk protesnya, para anak – anak muda ini menggelar pawai dengan alasan juga untuk merayakan Hari Kemerdekaan,” ungkap AKP Wahana. (nng)
