Bupati Lamongan Yuhronur Efendi saat ziarah ke makam para  leluhur Lamongan, Kamis (25/5/2023).

LAMONGAN | duta.co – Sehari jelang puncak Hari Jadi Lamongan (HJL) ke-454, tepatnya pada 26 Mei 2023, Bupati Lamongan Yuhronur Efendi dan jajarannya melakukan ziarah ke makam para  leluhur Lamongan, Kamis (25/5/2023). Masing-masing ke makam Mbah Lamong, Mbah Sabilan dan Mbah Punuk, semua berada di komplek warga lingkungan Tumenggungan, Kelurahan Tumenggungan, Lamongan.

Bupati Yuhronur Efendi bersama Wabup Abdul Rouf, Ketua DPRD Abdul Ghofur, jajaran Forkopimda Lamongan serta jajaran pejabat Pemkab Lamongan berkumpul di Pendopo Lokatantar. Dengan jalan kaki rombongan ini menuju lingkungan Tumenggungan, tempat makam leluhur Lamongan.

Ziarah diawali dengan mengunjungi Makam Mbah Sabilan. Berdasarkan kisah sejarahnya, Mbah Sabilan dikenal sebagai patih atau panglima perang dari Adipati ke-3 Lamongan yaitu Raden Panji Puspa Kusuma sekitar tahun 1640-1665. Meski hingga sekarang belum diketahui nama aslinya, tokoh bersejarah ini diberi nama Mbah Sabilan karena meninggal sebagai sabilillah di medan perang.

Setelah dari Makam Mbah Sabilan, Bupati Yuhronur  bersama rombongan berjalan kaki menuju ke Makam Mbah Punuk dan Mbah Lamong yang masih di area Kelurahan Tumenggungan.

Hadi atau Mbah Lamong, demikian kata bupati Yuhronur, merupakan santri Kasunanan Giri yang terampil, cakap, dan menguasai ajaran agama Islam. Disamping itu, lanjutnya, Hadi muda dinilai menguasai seluk beluk pemerintahan. “Karena itu oleh Sunan Giri ditunjuk menyebarkan ajaran agama, mengatur pemerintahan, dan kehidupan masyarakat di Kawasan Kenduruan,” katanya.

Ringkas sejarah, usaha Hadi yang juga mendapat pangkat Rangga itu berjalan lancar dan mudah. Karena keberhasilannya Hadi muda mendapat julukan Lamong yang artinya among (ngemong) dengan baik atau pengayom warga.

Berkat prestasinya itu, Hadi muda dinobatkan sebagai Adipati dengan gelar Tumenggung Surajaya oleh Sunan Giri IV. Sunan Giri IV atau Sunan Prapen juga mengumumkan wilayah Kranggan Lamongan menjadi Kadipaten Lamongan.

Melalui sejarah leluhur yang telah dibacakan perugas, Bupati Yuhronur mengajak untuk meneladani spirit perjuangan tokoh-tokoh Lamongan dalam mencapai cita-cita Kejayaan Lamongan yang berkeadilan.

“Lamongan sudah berusia 454 tahun. Tadi sudah dibacakan sejarah para tokoh-tokoh leluhur kita. Mari kita teladani spirit perjuangan beliau-beliau dan supaya kedepan dalam menjalankan pemerintahan kita semakin mantap dan semakin baik. Semoga semuanya para pendiri, para sesepuh para aulia yang ada di Lamongan ini semuanya diampuni dosa-dosanya oleh Allah SWT,” ujarnya.

Bupati Yuhronur juga menambahkan, dalam mencapai kejayaan diperlukan harmonisasi pembangunan, baik fisik maupun spiritual sebagaimana temah HJL ke 454 yakni, Merajut Harmoni untuk Lamongan Megilan.

“Seperti tema HJL yakni Merajut Harmoni untuk Lamongan Megilan. Mari kita mengharmonisasikan hubungan fisik maupun pembangunan spiritual untuk menjalankan pemerintahan kita semakin mantap semakin baik. Terima kasih sekali kepada Forkopimda, jajaran pemerintahan dan seluruh masyarakat Lamongan yang bersama-sama membangun Lamongan mencapai kejayaan,” pungkasnya. (dam)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry