MOJOKERTO | duta.co – Penderita TBC di wilayah Kabupaten Mojokerto perlu mendapatkan pendampingan intens hingga dinyatakan sembuh. Dukungan keluarga dan masyarakat menjadi salah satu faktor penderita TBC agar tetap semangat mengkonsumsi obat hingga sembuh.

Hal itu terungkap saat Konferensi Pers Pernyataan Bersama Upaya Kolaborasi Penanggulangan Tuberkolosis oleh SSR Yabhysa bersama Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Mojokerto di Hotel Aston Mojokerto, Rabu (28/12).

“Penanganan TBC tidak bisa dilakukan sendiri, perlu kolaborasi dari semua pihak seperti pemerintah, ormas dan media,” kata Ketua Cabang Yabhysa Kabupaten Mojokerto, Safriati.

Safitri menjelaskan semakin masyarakat mengerti apa itu TBC semakin akan menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk memerangi TBC. Ia mengatakan untuk Yabhysa telah berhasil melakukan Investigasi Kontak terhadap 811 indeks dan temukan sebanyak 566 kasus baru pada tahun ini.

“Kader Yabhysa di setiap kecamatan siap mendukung kegiatan penanggulangan TBC mulai dari penemuan kasus, pendampingan pengobatan sampai pasien sembuh  dan melakukan investigasi kontak kepada pasien TBC,” jelasnya.

Titik sapaan akrab Safriati menyebut, masyarakat perlu mendapatkan edukasi mengenai penyakit TBC, karena masih adanya stigma negatif terhadap penyakit menular ini. 

“Oleh karena itu, peran kader kita diperlukan agar bisa memotivasi dan memberikan edukasi yang benar kepada masyarakat mengenai pentingnya untuk melakukan pemeriksaan sejak dini dan melakukan pencegahan penularan penyakit TBC,” ungkapnya.

Titik menambahkan SSR Yabhysa Kabupaten Mojokerto ikut serta mendukung kegiatan penanggulangan TBC dengan melakukan berbagai kegiatan. Diantaranya, penemuan kasus baru, mendampingi pasien selama pengobatan, investigasi kontak ke pasien TBC, penyuluhan ke masyarakat serta kegiatan pertemuan monitoring dan evaluasi bersama Dinkes, Puskesmas dan kader TBC.

“Selain itu, kita juga intens menggelar pertemuan dengan Dinkes, fasilitas layanan kesehatan dan lintas sektor lainnya dalam mendukung implementasi strategi Distric Private Public Mix (DPPM) yang dikembangkan Dinkes,” pungkasnya.

Dari data yang ada penderita TBC di Kabupaten Mojokerto mencapai ribuan orang. Terbukti, penderita penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis ini jumlahnya terus bertambah tiap tahunnya.

Sementara itu, Kepala Bidang P2P Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto, dr. Agus DC menjelaskan berdasarkan analisa situasi di Kabupaten Mojokerto, Dinkes menemukan kasus TBC positif sebanyak 1.506 pada tahun 2022. Dan semuanya sudah mendapatkan pengobatan sesuai standar.

“Kita berkomitmen untuk bekerjasama dengan komunitas dan pemangku kepentingan dalam upaya penanggulangan TBC di masyarakat. Maka dari itu perlu adanya dukungan berbagai lintas sektor terkait untuk upaya eliminasi  TBC di Kabupaten Mojokerto. Salah satunya berkolaborasi dengan Yabhysa ini,” jelasnya.

Agus menambahkan, Dinkes telah melakukan berbagai kegiatan untuk menanggulangi TBC di wilayahnya. Yakni dengan membentuk Kopi TB, membuat usulan ke pusat untuk penambahan alat TCM TBC di tiap Puskesmas, mencukupi semua kebutuhan obat dan sarpras pelayanan TBC, menjaring semua layanan DPM dan layanan RS swasta.

“Kami juga melakukan peningkatan kapasitas pemegang program TBC Puskesmas dan Rumah Sakit serta melaksanakan kegiatan kader TBC untuk pencarian kasus suspek TBC di wilayah Puskesmas,” urainya. ari

 

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry