KEDIRI|duta.co – Jumlah pasien terkonfirmasi positif terus bertambah, sementara tim Gugus Tugas Covid-19 gencara melakukan meski sejumlah sosialisasi di sejumlah media. Namun fakta di lapangan, masih ditemukan kerumunan massa memasuki hari ke – 9 digelarnya Operasi Yustisi. Tentunya menjadi tantang tersendiri, seperti kasus di Warung Angkringan EnkTong berada Jl. Penanggungan Kota Kediri milik M. Andra Rois Wijaya.
Selain tidak sediakan tempat untuk cuci tangan dan belum memiliki ijin usaha, beberapa pengunjung tidak memakai masker dan tidak mampu menerapkan protokol kesehatan yang baik. Atas aduan masyakarat, anggota gabungan dari Polsekta Mojoroto dan Regu II Satpol PP Kota Kediri segera mendatangi lokasi pada Selasa (22/09) sekira pukul 21.12 wib.
Hal ini mengacu Inpres Nomor 6 Tahun 2020 diperkuat Peraturan Propinsi Jatim Nomor 20 Tahun 2020 dan Perwali Kota Kediri Nomor 32 Tahun 2020 tentang penerapan protokol kesehatan di masa pandemi. Selanjutnya tanda pengenal pemilik angkringan ini berupa KTP dijadikan barang bukti untuk proses lebih lanjut.
“Anggota dari Polsekta Mojoroto dan Satpol PP Regu II telah mendatangi Angkringan EnkTong berada di Jl. Penanggungan milik M. Andra Rois Wijaya. Adapun pelanggarannya tidak menerapkan jaga jarak, belum bisa menunjukkan ijin usaha serta tidak menyediakan fasilitas cuci tangan. Tindakan yang diambill mengamankan KTP pengelola dan kami minta datang ke Mako Satpol PP Untuk proses lebih lanjut,” jelas Kabid Trantibum Satpol PP, Nur Khamid.
Kesadaran memakai masker dan terutama masih banyaknya kerumunan massa, kini menjadi tantangan tersendiri dari tim gabungan terdiri Pengadilan, Kejaksaan, Polri, TNI, Satpol PP dan BPBD untuk melakukan tindakan yang menjadikan efek jera. Sanksi teguran lisan, sebagai pekerja sosial hingga terkena denda maksimal Rp. 100.000,0 atau diganti 20 lembar masker, perlu dievaluasi kembali demi penegakan disiplin protokol kesehatan. (nng)
