CEGAH STUNDING : Dinas Kesehatan Kabupaten Bondowoso saat mencegah stunting yang di kelas dengan acara orientasi pencegahan dan penanggulangan anemia (duta.co/haryono)

BONDOWOSO | duta.co – Pemerintah Kabupaten Bondowoso melalui Dinas Kesehatan Kabupaten Bondowoso, terus mencegah stunting. Bahkan dilakukan dari hulu, yakni dengan mendorong remaja putri agar minum tablet Fe (penambah darah), agar tidak terjadi anemia.

Kasi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat (KGM) Dinkes Bondowoso, Tri Yuni Kuswandari SST, M.Kes mengatakan, bahwa pencegahan stunting ada dua yakni intervensi yang spesifik dan sensitif.

Sementara intervensi spesifik mulai dari pengalawalan 1000 HBK. Kemudian pra 1000 HBK, salah satunya pengawalan terhadap remaja putri.

“Karena remaja putri kan calon ibu, kalau remaja putri tidak dikawal, maka setelah siap menjadi calon ibu, bisa membahayakan terhadap bayi dan remaja itu sendiri,” katanya usai acara Orientasi Pencegahan dan Penanggulangan Anemia untuk Remaja Putri kemarin.

Menurutnya, anemia waktu kehamilan mengakibatkan terjadi gangguan pada janin. Pada saat persalinan bisa terjadi pendarahan. Bahkan bayinya bisa tidak sehat, yakni berat badan rendah.

“Makanya kami lakukan penanggulangan di hulu. Pencegahan anemia ini sangat penting. Tidak hanya ibu hamil dan melahirkan, tapi remaja harus dikawal,” paparnya.

Dijelaskannya juga, bahwa prevalensi remaja anemia di Bondowoso cukup besar.  Bahkan pernah ada survei dari lembaga luar pemerintah. Dimana dalam suatu lembaga, 25 persen dari 100 Siswa di Bondowoso mengalami anemia.

“Makanya Puskesmas terus berkordinasi dengan sekolah SMP/SMA di Bondowoso. Agar dilakukan pengawasan, dalam pemberiat tablet Fe untuk remaja putrinya,” paparnya.

Pemberian tablet Fe kepada remaja putri, yakni satu tablet setiap minggunya. Dimana setiap sekolah ada cara masing-masing sekolah. Agar siswinya mau minum tablet Fe

“Mulai tahun 2018 sudah melibatkan sekolah. Alhamdulillah tahun 2019, cakupan semakin luas,” paparnya

Dari pemberian tablet Fe, yang terpenting adalah rutinitas minumnya. Karena akan jadi percuma, jika didistirbusikan namun tidak diminum.

“Kami kerja sama dengan Kader Kesehatan Remaja (KKR) yang ada di sekolah. Kami juga menggunakan cara-cara yang lebih modern, menggunakan pendekatan IT, agar mereka tidak takut minum obat,” bebernya.

Berdasarkan data yang diperoleh stunting balita Kabupaten Bondowoso berdasrkan bulan timbang 2018 sebanyak 19,13 persen balita stunting dari jumlah balita 44.013. Sementara pada Februari 2019 menurun menjadi 16,93 persen.

Sementara berdasarkan survei Rikesdas (riset kesehatan dasar)  tahun 2018, angka stunting di Bondowoso berada di angka urutan 38 persen.  Dengan di gelarnya acara tersebut diharapkan, Stunting di Kabupaten Bondowoso bisa terus menurun, dengan cara pemberian tablet Fe pada remaja putri.(yon)

 

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry