Laksamana Pertama TNI dr Nalendra Djaya Iswara (kanan) menerima buku Strategi Percepatan Penanganan Covid-19 Jawa Timur dari Dekan FK Unair, Prof Dr dr Soetojo, SpU(K) didampingi Wakil Dekan II FK Unair, Prof Dr dr Budi Santoso, SpOG (K) Jumat (24/7/2020). DUTA/endang

SURABAYA l duta.co –  Tim ahli dari Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK Unair) dalam waktu lima hari bisa menyelesaikan buku Strategi Percepatan Penanganan Covid-19 Jatim.

Buku ini merupakan hasil pemikiran dan kerjasama Tentara Nasional Indonesia (TNI) dengan FK Unair.

Buku yang sudah selesai itu diserahkan Dekan FK Unair, Prof Dr dr Soetojo, SpU(K) kepada Penanggung Jawab RS Darurat Indrapura Surabaya, Laksamana Pertama TNI dr Nalendra Djaya Iswara, SpB TKV, Jumat (24/7/2020).

Dalam buku berjudul Strategi Percepatan Penanganan Covid-19 Jawa Timur itu dibahas tuntas tentang strategi-strategi yang dilakukan para ahli khususnya para dokter dari FK Unair yang selama ini bergelut menangani pasien virus ini.

“Ada satu misi pemimpin untuk menyelesaikan Covid-19 ini. Bagaimana strategi penanganannya. Karena FK Unair ini banyak ahli yang kompeten. Tanpa mereka tidak ada artinya. Ini bukan hanya masalah data tapi bagaimana penanganannya,” jelas dr Nalendra yang mantan Direktur RSAL Dr Ramelan Surabaya ini.

Nalendra mengapresiasi cepatnya penulisan buku ini. Diakuinya,  pihaknya bertemu tim FK Unair pada Senin (20/7/2020) dan Jumat (24/7/2020) ini sudah selesai.

“Kita akan sampaikan ini ke pimpinan supaya mengetahui apa yang terjadi dan strategi apa yang sudah dilakukan. Terutama dalam penurunan angka kematian. Karena dari awal Indonesia tidak memiliki konsep penanganan Covid-19 karena memang virus baru, ” tambahnya.

Dekan FK Unair, Prof Soetojo dalam kesempatan yang sama mengaku bangga dilibatkan dalam penulisan buku ini. Karena FK Unair memiliki banyak pakar yang bisa menangani virus ini.

“Tidak salah mengajak FK Unair karena ahli kita ini banyak dan semua terlibat dalam penanganan Covid-19 di Surabaya dan Jawa Timur,” tandasnya.

Anggota Tim FK Unair yang bertugas di Rs Indrapura, dr Moh Shoifi, SpOT menjelaskan secara rinci tentang isi dari buku tersebut. Strateginya kata dr Shoifi khususnya yang diterapkan di RS Darurat Indrapura.

Ada tiga hal yang digarisbawahi yakni melokalisir area, memutus mata rantai penularan dan sistem integrasi rujukan. “Kita bukan membuang yang sudah dilakukan tapi justru memperkuat,” kata dr Shoifi.

Lebih lanjut Shoifi menjelaskan tiga strategi itu secara lebih rinci. Pertama melokalisir area. Sejak pembatasan sosial berskala besar (PSBB) ditiadakan maka protokol kesehatan harus lebih dikuatkan.

Dalam hal ini, FK Unair mengerahkan seluruh mahasiswanya untuk menjadi tim penguyat dalam hal informasi dan edukasi kepada masyarakat luas agar hal ini bisa menjadi kebiasaan di masyarakat.

Dalam hal ini mahasiswa FK Unair bisa mengajak mhasiswa FK lainnya di Jawa Timur untuk melakukan hal serupa. “Memang bukan menjadi garda terdepan tapi setidaknya bisa menjadi tim informasi dan edukasi,” tukasnya.

Strategi kedua yakni memutus mata rantai penularan dengan memperkuat laboratorium. Di mana laboratorium itu ditingkatkan pengelolaannya sehingga bisa meningkatkan kapasitas untuk melakukan pemeriksaan.

“Kalau laboratorium kapasitasnya tinggi, maka dengan cepat pasien positif bisa diketahui,” tandasnya.

Strategi yang ketiga adaah memperkuat  integarasi sistem rujukan. Dalam hal ini tim FK Unair membuat one garte system hub untuk merujuk pasien Covid-19.

Saat ini sudah ada 101 rumah sakit di Jawa Timur yang sudah tergabung. Di sistem baru ini, kata dr Shoifi, menggabungkan empat hal yakni interkoneksi, efektivitas, koordinasi antar rumah sakit dan distribusi pasien.

“Dengan koordinasi tidak ada penumpukan antara rumah sakit yang satu dengan yang lain. Dan sampai saat ini poskonya di RS Indrapura. Sistem ini sudah berjalan dengan baik sejauh ini,” ujarnya. end

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry