SEJUTA RUMAH: Ketua Apersi Jatim , Drs H Supratno MSM saat seminar “ Menyongsong Sejuta Rumah” dan Ketum Apersi Ir Endang Kawidjaja (tengah)

Surabaya | duta.co- Asosiasi Pengembang dan Perumahan Seluruh Indonesia (Apersi) Jawa Timur menargetkan dapat membangun 12 ribu unit rumah bersubsidi sampai akhir 2017 ini .  Dan khusus Bangkalan membangun sedikitnya 2.000 ribu unit, yakni di desa Kwanyar Barat, Kecamatan Kwanyar, Kabupaten Bangkalan.

Penegasan itu diungkapkan  Ketua DPD Apersi Jatim, Drs H Supratno MSM di sela sela seminar “ Menyongsong Sukses Program Sejuta Rumah Tahun 2018”  di salah satu hotel di Surabaya, Selasa (5/12), kemarin.

Supratno  yang juga Bendahara Lembaga Penyuluhan dan Bantuan Hukum Nahdlatul Ulama (LPBHNU) Jatim ini menambahkan, hingga kuartal pertama 2017, realisasi pembangunan rumah bersubsidi mencapai 30 persen.

Menurutnya, pembungan rumah  rumah bersubsidi tersebut tersebar di seluruh Jawa Timur, kacuali Surabaya. Sebab, harga tanah di Surabaya tidak terjangkau oleh pengembang jika harus menjual rumah bersubsidi sesuai ketentuan pemerintah yakni seharga Rp 123 juta. Harga tanah di Surabaya sudah mencapai 30 juta per meter persegi. Sementara daerah pinggiran Surabaya yakni Mojokerto, Gresik dan Sidoarjo pembangunan rumah bersubsidi hanya sebagian kecil.

“Target ini tersebar di seluruh Jatim mulai Tuban sampai Banyuwangi, Madura,  Bangkalan,  mulai Trenggalek sampai Pasuruan. Realisasi sampai kuartal pertama 2017 sudah sekitar 30 persen itu karena sisa tahun lalu sudah terbangun kemudian baru realisasi tahun ini,”  tegasnya.

Menurutnya, berdasarkan data BPS, kebutuhan rumah yang tidak disuplai oleh pengembang atau pemerintah atau disebut backlog masih sekitar 550 ribu unit. Sehingga potensi pasarnya dinilai sangat besar bagi para pengembang.

“Masih ada banyak orang butuh rumah tapi belum tersedia. Karena pengembang tidak mampu memberikan pembanguna dengan harga murah seperti disarankan pemerintah,” ungkapnya.

Supratno mengakui penjualan rumah yang harganya di atas Rp 500 juta mengalami pelambatan. Namun, penjualan rumah bersubsidi selalu habis terjual. Supratno menyatakan, saat ia baru mengurus izin pembangunan 400 rumah di Bangkalan, semua unit sudah habis terjual.

Sebagian besar pembeli berasal dari Surabaya. Lokasi di Bangkalan dinilai cukup dekat dengan Surabaya. Sebab, saat ini telah tersedia akses jembatan Suramadu.

Menyinggung seminar yang digelar, menurutnya sebagai sarana  singkronisasi pemerintah pusat dan daerah . Sebab,  perizinan di daerah masih terkesan dipersulit. Padahal, lanjutnya  pemerintah pusat sudah mengeluarkan perartuan pemerintah (PP) No 64/2015 dengan diperkuat dengan peraturan Mendagri (Permendagri) no 54/2017.

“Seharusnya  ada keberpihakan dari pemerintah di daerah,” harapnya.

Menyinggung rumah bersubsidi yan dibangun di Kwanyar Bangkalan, menurutnya tahap pertama sudah dibangun 400 unit, yakni tipe 29 dengan harga maksimal Rp 130 juta.  “ Khusus di Kwanyar Bangkalan itu tipe 29 luas tanah  6  kali 12, siapa saja boleh membeli dengan syarat penghasilan maksimal Rp 4 juta dan diprioritaskan belum punya rumah,” tegasnya. (rls/mha)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry