PELEBARAN JALAN: Komisi II DPRD Kota Mojokerto saat sidak pelebaran jalan Empu Nala didampingi Sekretaris PUPRPERAKIM Nesie AF dan Kabid Bina Marga Endah Supriyani ST MT. (DUTA.CO/YUSUF W)

MOJOKERTO | duta.co – Tak percaya begitu saja apa yang dipaparkan stakeholder pada saat hearing, Selasa (1/11/2022), Komisi II DPRD Kota Mojokerto sidak proyek pelebaran Jalan Empu Nala, pembangunan sky walk, dan pembangunan tugu alun-alun.

Turut serta dalam sidak, antara lain Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bambang Mujiono,

Sekretaris Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan Rakyat, dan Permukiman (PUPRPERAKIM) Nesie AF, Kabid Bina Marga PUPRPERAKIM Endah Supriyani ST MT, Kabid Kabid Penataan Ruang, Pembangunan, dan Bina Konstruksi (PRPBK) PUPRPERAKIM Yustian Duhandinata, ST, MT.

Jika saat hearing stakeholder yakin jika tiga proyek tersebut akan selesai tepat waktu, namun Dewan meragukan proyek tersebut selesai tepat waktu. “Pelaksana (pembangunan sky walk) meyakinkan pada kami bahwa bisa selesai akhir November (sesuai batas waktu pengerjaan). Tapi, saya meragukan,” ujar Ketua Komisi II Agus Wahjudi.

Politisi Partai Golkar ini juga mengingatkan agar pembangunan sky walk memperhatikan pasokan air bersih dan pembuangan limbah. “Menurut pelaksana proyek, kebutuhan air bersih dan pembuangan limbah sudah ada dalam kontrak, tapi saya belum tahu,” katanya.

Sedangkan terkait pembangunan tugu alun-alun, menurutnya, kalau tugu berupa candi, seharusnya pilar-pilar yang ada tertutup batu merah. Tetapi, karena pilar dan lantai tidak ada di penganggaran, tampaknya tidak akan selesai 100%.

“Padahal menurut teman-teman di Panggar, untuk tahun depan sudah tidak ada penambahan anggaran lagi, sehingga berpotensi tidak tuntas. Namun demikian, saya berharap sky walk dan tugu alun-alun bisa selesai sesuai dengan batas waktu yang ditentukan,” katanya.

Sedangkan terkait pelebaran jalan Empu Nala, pria berkumis tebal ini meyakini jika proyek prestisius ini akan selesai tepat waktu. “Kalau jalan Empu Nala sepertinya on the track,” tandasnya.

Sedangkan Kepala DLH Bambang Mujiono mengatakan, lantai tugu sebagai pendukung memang seharusnya menjadi satu kesatuan pembangunan tugu. “Karna uangnya kurang, kan kita milih, ‘ada yang dikorbankan’. Lantai kan tidak urgen. Pendukungnya kan nanti bisa dianggarkan lagi,” katanya.

Menurutnya, pembangunan tugu alun-alun sudah sesuai dengan perencanaan. “Ya kembali lagi dengan keuangannya. Anggarannya kan masih kurang,” tandasnya.

Anggaran untuk pembangunan tugu alun-alun hampir Rp 2,8 miliar. “Kita istimasi kekurangannya hampir Rp 1,5 miliar,” ungkapnya. (ywd)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry