Korban ibu yang tersengat listrik. (reinno pareno/duta).

BOJONEGORO | duta.co – Dua nyawa melayang di lokasi yang sama, Kamis (26/3/2020). Yakni di Desa Sumberarum, Kecamatan Ngraho, Bojonegoro.

Korban pertama, Rukmini (60) warga RT 16 RW 05 desa setempat, korban meninggal dunia karena tersengat listrik di rumahnya. Korban kedua Mohtarom (60) guru ngaji warga RT 04 RW 01 Desa Sumberjo Kidul Kecamatan Sukosewu Bojonegoro. Korban meninggal dunia mendadak di Mausala Al Mantabud Desa Sumberarum Kecamatan Ngraho Bojonegoro.

“Kedua korban, meninggal bukan karena penganiayaan dan ini berdasarkan pemeriksaan tim medis,” kata Kapolsek Ngraho AKP Muhtarom didampingi dokter Natsir dari Puskesmas Ngraho.

Menurut dia kejadiannya berlangsung dalam 24 jam. Untuk korban yang tersengat listrik, kronologisnya Pukul 14.00 WIB, Sukiran (70) suami korban berangkat ke sawah dan saat itu korban berada di rumah. Kemudian pulang ke rumah dan melihat korban duduk bersandar di pintu masuk sebelah kanan rumah. Di tempat tersebut terdapat kabel lampu penerangan untuk ari ari bayi yang kondisinya digenggam korban dan korban sudah dalam keadaan diam dan kaku.

Kemudian warga mematikan lampu serta membawa korban ke tempat tidur. Namun korban sudah meninggal dunia. Selanjutnya kejadian tersebut dilaporkan ke Perangkat Desa dan diteruskan ke Polsek Ngraho.

Kronologis korban kedua, Pukul 07.00 WIB, korban datang di rumah Sulastri (79) warga Desa Sumberarum. Kedatangan korban dengan tujuan mengajar ngaji dengan warga sekitar untuk kirim doa. Setelah itu korban menuju Mushola, yang berada di depan rumah tempat mengaji. Kemudian korban mengeluh tidak enak badan, banyak warga yang melihat korban keluar keringat dingin.”Tidak selang lama korban pingsan. Datang perawat desa untuk mengecek keadaan korban dan saat itu dinyatakan korban meninggal dunia. Selanjutnya kejadian tersebut dilaporkan ke Polsek Ngraho,” terang Kapolsek

Hasil pemeriksaan korban yang mengajar itu diantaranya panjang mayat 170 centimeter, memakai pakaian baju koko warna putih dan memakai sarung.”Berdasarkan hasil pemeriksaan tidak diketemukan tanda tanda penganiayaan. Korban mempunyai riwayat sakit darah tinggi dan pernah mengalami operasi jantung,” kata Dokter Natsir dari Puskesmas Ngraho.

Keterangan keluarga Korban dan ahli waris tidak bersedia untuk dilakukan autopsi, karena kematian korban murni sakit jantung. Selain itu tidak akan menuntut kepada pihak manapun serta membuat surat pernyataan. Kemudian jasad korban diserahkan kepada keluarga korban untuk dikebumikan sebagai mana mestinya. rno

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry