SINERGI : Dodi Purwanto, Ketua DPRD Kabupaten Kediri (Nanang Priyo/duta.co)

KEDIRI|duta.co – Usai pertemuan pertama terkait konflik berkepanjangan di lokasi galian C berada di lahan milik PTPN XII Ngrangkah Sepawon, menghadirkan perwakilan penambang manual. Kapolres Kediri AKBP Lukman Cahyono akan kembali menggelar pertemuan kedua di tempat yang sama, Aula Jana Nuraga Mapolres Kediri pada Rabu pukul 09.00 wib.

Bicara urusan perut tentunya dibutuhkan orang – orang bijak yang berhati baik untuk menyelesaikan masalah ini dan tidak berdampak di kemudian hari. Bulan pertama menjabat sebagai Kapolres Kediri, AKBP Lukman pun langsung disodori aksi penambang manual atas datangnya peralatan berat diketahui milik CV. Mansurin Barokah.

Meski menyatakan telah memiliki ijin penambangan legal, namun kehadiran mereka langsung mendapatkan penolakan para penambang yang jumlahnya ratusan orang. “Ini urusan perut, harus dipertemukan kedua belah pihak dengan dibentuk forum bersama. Jika memang memiliki ijin resmi, lalu kenapa saat para penambang manual ingin mengurus ijin malah dipersulit,” ucap Tubagus, perwakilan penambang saat dikonfirmasi pada pertemuan pertama.

Undangan pertemuan kedua pun telah dikirim, besar harapan seperti disampaikan AKBP Lukman, agar para pihak tunduk pada aturan dan mampu menjalin kerjasama yang baik antara penambang legal dengan warga setempat. “Kami masih mendengarkan permintaan penambang manual dan pertemuan berikutnya, semoga sudah ada kesepakatan,” ungkapnya, dikonfirmasi usai pertemuan pertama

Tidak berkepanjangan dan dikuatirkan jatuhnya korban jiwa atas konflik galian C seperti di daerah lain, Ketua DPRD Kabupaten Kediri, Dodi Purwanto pun akhirnya angkat bicara. Dodi Banteng sebutan akrab wakil rakyat diberangkatkan dari Fraksi PDI Perjuangan ini, melihat sebenarnya ada peluang untuk duduk bersama, sama – sama bekerja dan mendapatkan rejeki sesuai pekerjaan yang dilakukan.

“Kalau prinsipnya, pengusaha sudah mengantongi ijin  dan tentunya berhak melakukan kegiatan secara legal. Akan tetapi kita juga perlu menata para pekerja atau masyarakat setempat. Yang selama ini menggantungkan mata pencariannya dari menambang secara manual agar bisa terakomidir. Karena ini urusan perut dan saya tidak membicarakan keberadaan para bos – bos tambang ilegal,” ungkapnya saat dikonfirmasi Selasa malam.

Bagi Dodi Banteng, dengan duduk satu meja dengan kepala dingin dan saling menyadari atas hak serta kewajiban masing – masing, tentunya akan muncul rasa kebersamaan saling menjaga lingkungan dan menjadikan ini merupakan usaha bersama.

“Selama ini apakah pernah duduk satu meja dengan kepala dingin? Harus dilakukan agar ditemukan solusi terbaik dari kedua belah pihak. Semisal, para pekerja manual ini kemudian direkrut untuk dipekerjakan di lokasi tambang legal. Tentunya, dengan harapan penghasilan didapat setiap harinya minimal sama atau syukur-syukur lebih besar daripada bekerja ilegal,” terang Ketua DPRD Kabupaten Kediri. (nng)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry