Branch Manager BRI Cabang Kediri Adri Wiryawan Hasan, saat memberikan keterangan terhadap sejumlah wartawan. (dok)

KEDIRI | duta.co — Munculnya pemberitaan akan kasus saldo nasabah amblas dibobol usai membuka undangan nikah ekstensi APK. BRI Kantor Cabang Kediri angkat bicara. BRI Cabang Kediri menyampaikan keprihatinan dengan kejadian itu dan meminta masyarakat lebih berhati-hati dengan modus penipuan social engineering.

Jawaban Branch Manager BRI Cabang Kediri Adri Wiryawan Hasan yang dilayangkan ke redaksi Harian Duta Masyarakat dan duta.co, mengatakan, pihaknya telah melakukan investigasi atas pengaduan Mukhammad Yunanto. Hasilnya, dua transaksi yang dilakukan oleh nasabah BRI asal Jalan Inspeksi Brantas, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri, pada 15 Januari 2024 itu dinyatakan sah.

“Informasinya ada dua transaksi yang tidak dilakukan. Kita buatkan tiket pengaduan yang bersangkutan. Setelah tiket itu dibuat, dilakukan investigasi. Hasilnya itu adalah transaksi sah. Artinya, ini transaksi direct debet yang dilakukan untuk pembelanjaan di Tokopedia dan Telkomsel,” terang Adri Wiryawan Hasan, pada Senin (29/1/2024).

Adri melanjutnya, Direct debet, kata dia, hanya bisa dilakukan apabila ada nomor HP, kemudian nomor rekening dan nomor kartu. Jadi jika tiga syarat itu tidak ada, maka transaksi tidak bisa dilakukan.

“Sebenarnya kalau edukasi itu sudah massive. Kasus ini sudah ada sejak 2 tahun lalu. Edukasi itu baik melalui medsos BRI sendiri, termasuk SMS notifikasi. Dalam setiap pembukaan rekening, internet banking dan pelayanan di customer service itu selalu disampaikan supaya hati-hati dalam menjaga kerahasiaan user, password, kode OTP dan penipuan yang menggunakan APK ini. Tidak hanya perbankan, tapi dari kepolisian juga rutin melakukan,” jelasnya.

Disinggung tentang rencana korban melaporkan kasus penipuan yang dialaminya, Adri mengaku BRI justru mendukung. Dengan begitu, kasusnya bisa tangani oleh pihak yang berwajib dan pelaku dapat ditangkap.

“Kami mendukung apabila nasabah melaporkan kejahatan ini. Sebenarnya kita juga tidak ingin kejahatan ini berlangsung terus menerus. Kemudian dari sisi nasabah, ingin pelakunya ditangkap dan dijatuhi hukuman yang setimpal,” tegasnya.

Diberitakan sebelumnya, Mukhammad Yunanto, warga Jalan Inspeksi Brantas, Kelurahan Mojoroto, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri, Jawa Timur jadi korban penipuan. Saldo rekening nasabah BRI ini amblas setelah membuka undangan nikah dengan ekstensi APK.

Yunanto menjelaskan, peristiwa yang dia alami itu terjadi pada Minggu (14/1/2024). Saat itu, dia menerima pesan di aplikasi WhatsApp dari nomor yang tidak dikenal.

Pesan itu berupa undangan pernikahan digital dengan file ekstensi APK. Yunanto mengira pesan tersebut dari temannya.

“Tak kira undangan dari teman. Ketika saya buka, ada pesan silahkan kirim sumbangan untuk acara pengantin. Lalu tak biarkan,” kata Yunanto.

Keesokan harinya, pada Senin (15/1/2024) pukul 13.00 WIB, Yunanto menerima SMS dari BRI. Isi pesan tersebut adalah tentang transfer uang dari nomor rekening korban ke sebuah kode DRDBTDB.

“Ada pengumuman dari Bank BRI melalui pesan SMS. Nomor berhasil mengirimkan uang dari nomor rekening saya ke nomor rekening lain. Tapi hanya berupa kode DRDBTDB,” terang Yunanto.

Transaksi pertama pada pukul 15.09 WIB senilai Rp951.000. Kemudian selang tiga menit kemudian terjadi transfer lagi senilai Rp1.001.500 pada pukul 15.12 WIB.

“Setelah itu rekening saya blokir ke BRI dan oleh BRI diblokir, langsung saya ambil sisanya,” ungkap Yunanto.

Dia mengajukan pemblokiran di BRI Cabang Kediri, pada Senin (15/1/2024). Dalam laporannya, korban mengatakan, uangnya terdebet atau tercuri. (bud)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry