Gus A'am (kanan) bersama KH Rozi Syihab usai rapat KK-26 NU. (FT/MKY)

SURABAYA | duta.co – Setelah Ketua Komite Khitthah 1926 Nahdlatul Ulama (KK-26 NU) KH Salahuddin Wahid (Gus Solah) wafat, dua kali para kiai dan habaib menggelar rapat khusus. Pertama, di Gedung KHM Yusuif Hasyim Tebuireng usai prosesi pemakaman almagfurlah. Kedua, di Graha ASTRANAWA 2, Jl Gayungsari Timur 35 Surabaya, Senin (17/2/2020).

“Rapat kedua ini menyepakati pola perjuangan KK-26 NU dalam mengawal implementasi khitthah 1926 NU. Kita sepakat, bahwa, Sekjend harus diberi ruang gerak lebih besar. Tentu, semua dalam kontrol dzurriyah muassis NU,” demikian disampaikan Prof Dr Ahmad Zahro, usai pertemuan kepada duta.co.

Menurut Prof Zahro, KK-26 NU juga dijaga para kiai sepuh yang berada di jajaran Syuro. Seperti KH Abdullah Muchith, Mursyid Tarekat asal Malang. KH Rozi Syihab, Tokoh NU Pasuruan. KH Suyuthi Toha, murid kesayangan Mbah Maimun Zubair dari Banyuwangi.

Di jajaran dzurriyah muassis NU ada KH Hasib Wahab atau Gus Hasib (putra KH Wahab Chasbullah) ), Gus Irfan Yusuf Hasyim (cucu KH Hasyim Asy’ari), KHR Ahmad Azaim (cucu KH As’ad Syamsul Arifin) dan juga KH Imam Bukhori (dzurriyah Syaikhona Cholil – Bangkalan). “Dan masih banyak lagi yang belum terkonfirmasi,” jelasnya.

Basmi Politik Uang

Posisi Sekretari Jenderal (Sekjend) KK-26 NU, tegasnya, dipercayakan kepada H Agus Solachul A’am Wahib Wahab alias Gus A’am. Putra Menteri Agama RI ke-9 almaghfurlah KH Wahib Wahab ini, dinilai mumpuni menjadi penggerakan perjuangan.

“Gus A’am ini paling mirip dengan Mbah Wahab, beliau juga ringan kaki, ringan tangan,” tambah Drs  Choirul Anam (Cak Anam).

Kepada duta.co, Gus A’am siap menerima ‘tongkat estafet’ dari Gus Solah. Diakui, bahwa, dengan kapundutnya Gus Solah, gerakan KK-26 NU ini sangat terganggu. ”Untungnya sudah begitu banyak wejangan-wejangan beliau yang bisa dijadikan pedoman dalam melangkah. Sebelum beliau kapundut, saya pribadi sering mendapat support beliau. Pesan beliau selalu ‘jalan terus’, ‘bagus’, ‘jangan berhenti’ memperbaiki NU,” tegasnya.

Menurut Gus A’am, dalam jangka pendek, awal Maret 2020, KK-26 NU akan menyebarkan buku kesimpulan TEBUIRENG. Ini merupakan amanat langsung dari almaghfurlah Gus Solah (KH Salahuddin Wahid). Di samping itu, harus ada upaya ‘penyadaran’ kepada pengurus NU agar benar-benar menjauhi praktek politik uang. “Ini yang merusak NU,” jelasnya.   (mky)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry