Duta Besar Jepang untuk Indonesia, Kanasugi Kenji menyematkan penghargaan itu kepada Prof Jazidie dalam upacara khusus untuk periode musim semi 2020, di Konsulat Jenderal Jepang Surabaya, Selasa (26/10/2021) malam. DUTA/ist

SURABAYA | duta.co – Rektor Unusa, Prof Dr Ir Achmad Jazidie, M.Eng., memperoleh penghargaan bintang jasa dari Pemerintah Jepang.

Duta Besar Jepang untuk Indonesia, Kanasugi Kenji menyematkan penghargaan itu kepada Prof Jazidie dalam upacara khusus untuk periode musim semi 2020, di Konsulat Jenderal Jepang Surabaya, Selasa (26/10/2021) malam.

Pengumuman pengahargaannya telah diumumkan pada 29 April 2020, karena pandemi, penyematan dan pemberiannya diundur. Jazidie adalah alumni dari Hirosima Univesity Jepang.

Info Lebih Lengkap Buka Website Resmi Unusa

“Penghargaan yang patut disyukuri. Selama ini saya tidak pernah berpikir setelah mengerjakan sesuatu akan diberi penghargaan, apalagi berharap memperoleh, sebuah penghargaan. Tapi begitulah, kalau kita kerja dengan dedikasi dan bisa bermanfaat bagi orang banyak, nantinya orang lain yang akan menilai. Dan yang penting adalah Gusti Allah tidak pernah tidur,” katanya.

Duta Besar Jepang untuk Indonesia, Kanasugi Kenji menyerahkan penghargaan itu kepada Prof Jazidie dalam upacara khusus untuk periode musim semi 2020, di Konsulat Jenderal Jepang Surabaya, Selasa (26/10/2021) malam. DUTA/ist

Penganugrahan The Order of The Rising Sun, Gold Rays with Neck Ribbon itu sebagai bentuk apresiasi kepada Prof Jazidie karena telah berjasa dengan memberikan kontribusi bagi peningkatan pertukaran akademi serta saling pengertian antara Jepang dan Indonesia.

Mantan Direktur Jenderal Pendidikan Menengah Kemendikbud dan Mantan Wakil Rektor Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, juga berkontribusi dalam proyek The Japan Foundation Asia Center program Nihongo Partners.

Sebuah program pengiriman native speaker sebagai asisten pengajar Bahasa Jepang untuk SMA yang dimulai pada 2014 dengan membangun sistem penerimaan di Indonesia.

Rektor Unusa Prof Achmad Jazidie. DUTA/ist

Untuk program ini Prof Jazidie mendorong Kemendikbud dan lembaga terkait melakukannya dan dia bertindah sebagai penanggungjawab. Sehingga Indonesia membuat pondasi dengan menjadi negara penerima Nihongo Partners terbesar.

Sewaktu menjabat sebagai Wakil Rektor ITS, Jazidie terlibat dalam Project for Research and Education Development on Information and Communication Technology melalui Badan Kerja Sama Internasional Jepang (JICA) sebagai perwakilan Indonesia.

Ia berusaha menyosialisasikan Lab-Based Education (LBE) yang merupakah ciri khas universitas sains di Jepang berdasarkan pengalaman studi di Jepang.

Jepang bagi Jazidie seakan bagai kampung halaman kedua. Maklum selama enam tahun ia tinggal di Negeri Sakura itu untuk menempuh pendidikan S2 dan S3 sejak 1989 hingga 1995.

Banyak hal yang perlu dicontoh dari Jepang, misalnya kedisiplinannya, kerja cermat, teliti, perlunya persiapan yang matang dalam setiap pekerjaan, dan sebagainya.
“Negara itu luar biasa,” tandasnya.

Tak mengherankan jika sekarang ketika Jazidie menjabat sebagai Rektor Unusa, kerjasama dengan Jepang terus dilakukan. Salah satunya kerjasama dengan Japan Foundation.

Dikatakan Prof Jazidie, Unusa dengan BNP2TKI dan Japan Foundation membuat Inkubator Institusi. Lembaga ini untuk memberikan pelatihan bagi mahasiswa Unusa terutama yang ingin bekerja di Jepang dan juga Arab Saudi.

Khusus yang ingin bekerja di Jepang, akan diberi pelatihan bukan hanya bahasa tapi juga budaya dan tradisi masyarakatnya. Jadi, mahasiswa yang benar-benar ingin bekerja di Jepang sudah siap untuk bekerja karena tidak hanya keterampilan yang berkaitan dengan profesi yang digelutinya tapi mereka juga bisa berbahasa dan mengerti akan budaya masyarakatnya, katanya. ril/end

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry