Marlou Feer, mualaf asal Belanda yang menjadi peserta AYIC. (DUTA.CO/NURUL)

JOMBANG | duta.co – Pertama kali, forum Asean Youth Interfaith Camp (AYIC) digelar di pelataran pesantren. Sabtu (28/10/2017) acara itu secara resmi dibuka Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) RI Abdurrahman Mohammad Fachir, di Kampus Unipdu (Universitas Pesantren Tinggi  Darul Ulum)  Rejoso, Jombang. Pembukaan ditandai dengan pemukulan gong, oleh Wamenlu.

Marlou Feer, salah seorang peserta AYIC mengaku bangga bisa mengikuti acara ini. Perempuan mualaf asal Belanda ini, juga terkagum menyaksikan kehidupan pesantren, sebagaimana yang terjadi di Darul Ulum, Jombang.

“Seperti menemukan tempat yang selama ini saya cari. Pesantren menjadi tempat yang bagus dan bisa mengenal dan belajar Islam lebih dalam. Selain itu, pesantren telah membuktikan sebagai tempat belajar yang terbaik,” demikian disampaikan Marlou Feer.

Acara ini, kata Marlou, sangat penting. Menurutnya, dengan kegiatan tersebut dirinya dapat lebih memahami kehidupan bangsa lain. Yakni dengan cara bertukar pendapat dan bercerita mengenai kondisi yang terjadi di negara masing-masing peserta.

“Dengan acara ini, kita bisa lebih paham dan lebih bisa berinteraksi dengan pemuda dari bangsa lain. Semoga saja bisa lebih sering lagi diagendakan acara seperti ini,” ujarnya saat ditemui disela-sela kegiatan AYIC di kampus Unipdu Jombang,  Sabtu (28/10/2017).

Masih menurut mahasiswa S-3 nya di Universitas Islam Indonesia (UIN) Jakarta  ini, pemilihan pesantren sebagai tuan rumah pelaksanaan AYIC dirasa sangat tepat. Karena lingkungan pesantren mengajarkan kemandirian, toleransi dan interaksi sosial antarmasyarakat. “Hebat,” tegasnya.

Wakil Menteri Luar Negeri Abdurrahman Mohammad Fachir, memukul gong tanda dimulainya AYIC 2017 di Unipdu, Jombang. (FT/DUTA.CO/ NURUL YAQIN)

Sementara, Wamenlu Abdurrahman Mohammad Fachir saat membuka acara ini, mengatakan, bahwa AYIC kali ini adalah dalam rangkaian peringatan 50 tahun ASEAN, AYIC merupakan kegiatan pemuda ASEAN pertama yang diadakan di pesantren.

Menurut AM Fachir, sebagai santri dia ingat betul bagaimana pesantren mendidik santrinya. “Sebagai santri, saya ingat betul bagaimana pesantren mengajarkan saya menjadi seorang moderat. Tentang toleransi dan bagaimana menjalani hidup yang seimbang. Bekerja keras untuk dunia tapi ingat juga beramal untuk akhirat. Itulah kunci untuk mencapai ketentraman, resep untuk hidup yang tenang,” ujarnya.

Bupati Jombang, Nyono S Wihandoko, sebagai kepala daerah, mengaku bangga AYIC digelar di Jombang. Dengan kegiatan setingkat Asean yang digelar di Jombang tersebut sebagai pengakuan dunia jika Jombang sebagai Kabupaten yang plural dan penuh toleransi dengan penuh kedamaian.

“Dengan AYIC di Jombang, kami berharap bisa  mewarnai pemuda Indonesia, Asean serta dunia. Dan dengan acara ini agar bisa menciptakan harmoni dan toleransi di dunia,” ujar Nyono kepada sejumlah wartawan usai acara pembukaan. (rul)
Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry