WADHUL : Perwakilan ponpes dalam audiensi dengan DPRD Gresik, kemarin. Duta.co/much shopi

GRESIK | duta.co – Pondok pesantren yang tergabung dalam Rabithah Ma’ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMI NU) Gresik mengeluhkan kinerja Pemkab Gresik yang tak memberi perhatian jelang penerapan new normal ponpes di Kabupaten Gresik.

Buktinya, ada pesantren yang kesulitan untuk untuk pengadaan alat kesehatan seperti thermal gun karena Penegakan Protokol Kesehatan (PPK) justru tak dibantu oleh pemerintah. Hal tersebut Ketua Rabithah Ma’ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMI NU) Gresik, H. Ala’uddin dalam audiensi dengan DPRD Gresik di ruang paripurna DPRD Gresik, Rabu (17/06) kemarin.

Diveritakan, Ponpes Darrutaqwa di Desa Suci Kecamatan Manyar telah membuka kembali Ponpes. Para santri juga telah kembali ke pondok. Dan berusaha menerapkan PPK sesuai anjuran pemerintah. Hanya saja, mereka dalam  pengadaan alat kesehatan seperti thermal gun.

“Saya juga heran, Ponpes Daruttaqwa menghubungi Dinas Kesehatan (Dinkes) Gresik untuk pinjam alat kesehatan thermo gun dan bantuan tenaga medis, tidak direspon. Untuk thermo gun, padahal pinjam supaya enak, karena thermo gun tidak murah. Ternyata tidak ada dipinjami ,” ujar Gus Ala-sapaan akrab H. Ala’uddin .

Pihaknya berharap agar tidak terulang kasus yang sama. Pemkab Gresik diharapkan lebih memahami kondisi pondok pesantren yang berada di Gresik.  “Seharusnya, pemerintah hadir. Kenyataannya, tidak hadir,” tegas dia.

Ponpes di Gresik, sambung Gus Ala’ akan dibuka kembali pada 1 Juli mendatang. Sebelumnya memang ada pondok yang memilih buka terlebih dahulu mengikuti anjuran Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, bahwa Popes boleh kembali buka pada Senin (15/06) lalu.

Menangapi keluhan dari ponpes tersebut, Ketua DPRD Gresik, Fandi Akhmad Yani menyayangkan sikap Dinkes Gresik yang tidak hadir mendampingi saat ponpes meminta bantuan tenaga medis. Apalagi jumlah santri yang datang kembali ke ponpes jumlahnya tidak sedikit.

“Sangat disayangkan ada keluhan seperti ini. Dinkes tidak membantu itu sangat disayangkan, puskesmas di kecamatan yang ada pondok pesantren santri wajib ikut mendampingi. Kita mintakan BPBD terkait masker, sabun cuci tangan, vitamin barang kali ada sembako,” paparnya.

Selanjutnya, RMI NU Gresik dan perwakilan ponpes juga melanjutkan audiensi dengan Bupati Sambari Halim Radianto di kantor Bupati Gresik. Mereka langsung ditemui oleh Bupati Sambari Halim Radianto.

“Untuk kebutuhan thermogun, bakal dibantu oleh Pemkab Gresik,”ujar Kabag Humas dan Protokol Pemkab Gresik, M Reza Pahlevi.

Sedangkan permintaan untuk rapid tes bagi santri, lanjut dia, Pemkab Gresik bakal memprioritaskan santri yang berasal dari luar kota. Pii

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry