Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari (kerudung putih) didampingi Kepala Dinkes P2KB Kota Mojokerto dr. Triastutik Sri Prastini, Sp.A (sebelah kanan wali kota) dan Sekretaris Dinkes P2KB Kota Mojokerto dr Farida Mariana (sebelah kiri wali kota) saat meninjau skrining. (DUTA.CO/YUSUF W)

MOJOKERTO | duta.co – Tiga tahun lebih kepemimpinan Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari komitmen untuk menepati janji politiknya, termasuk di bidang kesehatan.  Perhatian terhadap kesehatan warga ini setidaknya terlihat dalam peringatan Hari Tuberkulosis (TBC) Sedunia yang setiap tahunnya diperingati tanggal 24 Maret.

Peringatan Hari TBC Sedunia 2022 di kota Mojokerto diperingati dengan sederhana di lantai 4 Mall Pelayanan Publik (MPP) Gajah Mada, jalan Gajah Mada No. 100, Kamis (24/3/2022). Pada peringatan tersebut dihadirkan sekitar 100 anak beserta ibu yang tampak memiliki masalah kesehatan.  Dalam kesempatan tersebut juga dilakukan skrining untuk mengetahui apakah seseorang terinfeksi tuberkulosis (TBC) atau tidak.

Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari mengatakan, ibu-ibu beserta anak yang diundang pada peringatan Hari TBC merupakan ibu-ibu dan anak-anak yang harus mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah kota karena anak-anak mereka tidak hanya menjadi tanggung jawab orang tua. Tapi pemerintah juga memiliki tanggung jawab ikut menghantarkan anak-anak sebagai penerus bangsa ini, harus sehat, pintar, dan berkualitas.

“Itulah kenapa mereka diundang khusus pada peringatan Hari TBC. Karena mereka bagian penting yang akan mendapatkan perhatian dari pemerintah,” tandasnya.

Ning Ita (sapaan akrabnya) mengatakan, bagi anak-anak yang kurang sehat harus mendapatkan perhatian khusus dari Posyandu dan kader motivator yang sudah tersebar di seluruh wilayah kota Mojokerto. “Kader pasti akan memberikan pendampingan,” tandasnya lagi.

Kader akan terus mendampingi karena masyarakat dan pemerintah, melalui kader, sama-sama memiliki tanggung jawab ingin semuanya sehat. “Mohon juga sabar untuk terus rutin berkunjung ke Posyandu,  untuk mengikuti apa yang diarahkan kader,” harapnya.

Bagi yang sudah terdeteksi dildiagnosa penyakit tertentu, contohnya TBC, lanjutnya, mohon sabar untuk bisa memberikan obat karena mungkin obatnya harus jangka panjang. “Minum obatnya sampai  bulan 6 bulan dan tidak boleh putus,” katanya.

Sedangkan Kepala Dinkes P2KB Kota Mojokerto dr. Triastutik Sri Prastini, Sp.A mengatakan, Indonesia merupakan negara tertinggi ketiga dengan jumlah penduduk terbanyak menderita Tuberkulosis (TBC) setelah India dan Cina. “Saat ini Indonesia termasuk satu dari delapan negara yang menyumbang 2/3 kasus TBC di dunia,” jelasnya.

Menurutnya, TBC adalah tantangan untuk pembangunan Indonesia karena 75% pasien TBC adalah kelompok usia produktif, 15-54 tahun. “Lebih dari 25% pasien TBC dan 50% pasien TBC resisten obat beresiko kehilangan pekerjaan mereka karena penyakit ini,” imbuhnya.

Setiap tanggal 24 Maret diperigati sebagai hari Tuberkulosis Sedunia secara global. Pada Tahun 2022 Peringatan Hari TBC Sedunia mengambil Tema ‘Investasi untuk Eliminasi TBC, Selamatkan Bangsa’. “Diharapkan semua pihak bergerak bersama untuk melaksanakan upaya eliminasi TBC. Diharapkan di 2030 tidak ada lagi anak Indonesia yang sakit dan tertular TBC,” harapnya.

Dokter spesialis anak ini mengucapkan terima kasih atas kinerja dari rekan-rekan Dinas Kesehatan dan semua Puskesmas di Kota Mojokerto. Karena meskipun masa Pandemi COVID-19, pada Tahun 2021 semua indicator program TBC bisa mencapai target. “Capaian Treatment Coverage tertinggi se-Jawa Timur yakni 85,42% dari target 85% dan capaian angka keberhasilan pengobatan 94,21% dari target 90%,” terangnya.

Kepada masyarakat Triastutik berpesan, bagi yang sudah ada gejala TBC diminta untuk segera ke Posyandu atau puskesmas. “Gejala TBC biasanya batuk yang berlangsung lama, batuk biasanya disertai dengan dahak atau batuk darah, nyeri dada saat bernapas atau batuk, berkeringat di malam hari, hilang nafsu makan, penurunan berat badan, menggigil, dan kelelahan,” jelasnya.

Sementara itu, Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes P2KB Kota Mojokerto dr. Lily Nurlaily mengatakan, tema peringatan Hari TBC Sedunia tahun ini sejalan dengan program prioritas nasional yang saat ini adalah untuk percepatan penurunan stunting. “Maka pada tahun 2022 ini memperingati kami mengundang sasaran 100 orang balita stunting di Kota Mojokerto untuk mengikuti kegiatan seminar yang dilanjutkan dengan skrining TBC,” katanya.

Anak-anak yang diundang bukan hanya ada masalah terkait tinggi badannya, akan tetapi biasanya ditemukan permasalahan kesehatan lainnya. “Harapannya dengan kita melakukan skrining ini maka kita bisa mendeteksi sedini mungkin pada anak-anak yang ada di Kota Mojokerto. Dalam 3 bulan berikutnya bisa naik dan selanjutnya sampai dengan 6 bulan ke depan,” katanya. (ywd)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry