Pengasuh Ponpes Lirboyo KH. M. Said Ridlwan, Dukung TNI Polri Dalam Penegakan Hukum

473

KEDIRI|duta.co – Sejak kepulangan Imam Besar Front Pembela Islam (FPI), Habib Rizieq Shihab (HRS) pada 10 November 2020 lalu, narasi jihad memang menjadi lebih santer terdengar. Mulai dari jihad untuk revolusi akhlak, sampai untuk membela ulama, dalam hal ini adalah jihad untuk membela HRS.

Beberapa waktu yang lalu bahkan sempat viral video seorang muazin yang mengganti redaksi azan dari yang semula “Hayya ala al-shalat” menjadi “Hayya ala al-jihad”, yang disinyalir merupakan seruan untuk berjihad membela HRS yang lagi-lagi harus berurusan dengan hukum.

Apalagi setelah HRS ditetapkan sebagai tersangka dan harus ditahan di Mapolda Metro Jaya sejak Sabtu, 12 Desember 2020 kemarin atas kasus pelanggaran protokol kesehatan terkait hajatan di Jl. Petamburan Jakarta pada 14 November 2020 sebelumnya. Ditahannya HRS kemudian memicu banyak reaksi dari para pengikutnya. Bahkan ada video seseorang yang mengancam akan memenggal kepala polisi jika berani memenjarakan HRS.

Atas hal tersebut di atas, pengasuh PP. Madrasah Hidayatul Mubtadiin (MHM) Lirboyo, KH. M. Said Ridlwan mengatakan, bahwa ada salah persepsi perihal jihad. Menurutnya, jihad setelah merdeka bukanlah perang, melainkan pembangunan. “Negara kalau sudah merdeka, bukan jihad perang lagi, tapi pembangunan. Negara kalau sudah ada undang-undang bukan lagi revolusi yang digelorakan, tapi ketertiban,” ucap Gus Said, sebagaimana diunggah di laman Twitter Hubbul Wathon Minal Iman.

Lebih lanjut, kiai muda itu juga menyentil orang – orang yang menyalahpahami jihad. Katanya, orang-orang tersebut tidak lebih adalah seorang pengangguran dan provokator. “Jika masih ada yang ngajak jihad Revolusi, itu kelakuannya orang nganggur dan menjadi provokator,” ujarnya. (nng)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry