PONTIANAK | duta.co – Bertempat di sekrretariat PW NU Kalimantan Barat, sejumlah pengurus PC Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) Kota Pontianak mengadakan refleksi akhir tahun 2021 yang dilaksanakan pada hari Minggu (26/12).

Kegiatan pembukaan diawali dengan refleksi tentang Pergunu selama ini yang sudah direkomendasikan oleh PP Pergunu sejak tahun 2018 yang akan berakhir tahun 2023.

Salah satu point yang disampaikan adalah bahwa program kerja Pergunu lebih bersifat fleksibel sesuai dengan situasi yang berkembang.

“Situasi yang serba terbatas lebih kurang dua tahun ini, memberikan dampak terhadap geliat Pergunu Kota Pontianak untuk berkiprah lebih jauh, namun kami berusaha untuk tetap mengeksiskan Pergunu Kota Pontianak dan oleh karenanya ke depan, program pertama kita adalah sukseskan Simas Pergunu untuk wilayah Kota Pontianak, mohon kerjasama sahabat Pergunu semua,” demikian Ketua PC Pergunu yang juga guru MAN 2 Pontianak.

Kegiatan yang digagas oleh Pergunu Kota Pontianak ini dirangkaikan dengan launching buku ‘Khutbah Jumat Kontemporer’ karya guru-guru Pergunu Kota Pontianak.

Selain guru Pergunu Kota Pontianak, satu diantara penulisnya adalah DR. H. Saefuloh yang juga merupakan Pengurus Pusat Pergunu Jakarta. Diantara penulis lainnya adalah Prof. DR. H. Zaenuddin, MA, Didi Darmadi, M. Let dan Ketua PC Pergunu Kota Pontianak sendiri, Sholihin H.Z.

Hadir juga mewakili PW Pergunu Kalimantan Barat, Jasmin Haris, M. Pd dan dewan pesanehat Pergunu H. Endang Shaleh dan KH. Kartono.

Acara pertemuan diakhiri dengan pencerahan oleh Prof. DR. H. Zaenuddin, MA dalam bentuk presentasi refleksi dengan mengambil tema ‘tantangan pengembangan SDM di era digital’.

Dalam sajiannya, Profesor muda ini menyebutkan bahwa saat ini manusia berada pada era 5.0 yang mendasarkan segala aktifitas manusia berbasis AI atau artificial intelegencia. Artificial intelegencia diartikan sebagai kecerdasan buatan yang sekarang kita sudah berada di dalamnya, “tidak ada kata terlambat untuk menyikap pekembanganzaman era 5.0 ini, selalu meng-update dan menyikap secara positif perkembangan yang ada dalam solusi terbaiknya. Generasi yang lahir sebelum generasi x (1930-1980) adalah generasi yang tidak mengalami perkembangan teknologi secanggih ini, tetapi bisa menyesuaikan diri dengan perkembangan era 4.0-5.0, tidak ada kata terlambat untuk mereka yang ingin berkembangan dan maju”, demikia diantara sajian Profesor Zaenuddin, MA.* (shol HZ)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry