FOTO : Marak foto papan nama Kantor PC Fatayat NU telah diganti (istimewa/duta.co)  

KEDIRI|duta.co – Dari keterangan sejumlah sumber dibenarkan diawali sejumlah pengurus Fatayat NU di bawah kepimpinan Dewi Maria Ulfa mendatangi Kantor PCNU Kabupaten Kediri. Lalu, terpasang tulisan Kantor Fatayat pindah dan papan namanya diganti PC RMI, PC Pergunu dan LBM dari gedung berada di Jl. Imam Bonjol Kota Kediri. Hal ini membuktikan ketegasan disampaikan Ketua PCNU Kabupaten Kediri, KH. Muhammad Ma’mun, agar kantor tersebut dikosongkan.

Sejumlah ‘kaum emak – emak’ terlihat mendatangi kantor Fatayat sebelum akhirnya papan nama terpasang di atas pintu masuk kantor kemudian diganti. Menjadikan lebih miris, mereka ini mengabadikan kehadirannya dan foto tersebut ada unsur kesengajaan disebar di kalangan warga NU. Apakah mereka tidak takut kualat karena bisa diartikan bentuk perlawanan kepada tokoh sepuh NU. Apakah mereka tidak sadar, bila kekuatan NU pecah, justru menguntungkan sejumlah pihak apalagi ini menjelang digelarnya Pemilihan Bupati Kediri.

“Saya  tidak mengusir namun meminta dikosongkan saja Kantor Fatayat. Sebenarnya kami tidak ingin ada kegaduhan dan bila kemudian Mbak Dewi merasa mampu mandiri. Kami persilahkan untuk membuat kantor sendiri, sementara kita ketahui bersama hingga saat ini masih ada 18 PAC didukung ranting menolak atas terpilihnya dia sebagai Ketua Fatayat,” ungkap Gus Ma’mun, sapaan akrab Ketua PCNU saat dikonfirmasi Kamis malam di kediamannya.

Banyak pihak juga menganggap bahwa kepengurusan PCNU Kabupaten Kediri di bawah kepimpinan Gus Ma’mun ini sebenarnya tidak ingin tersandera dengan kekuatan partai politik salah satunya PKB. Pengasuh Ponpes Al Falah Ploso ini, sebenarnya ingin mengembalikan pakem Ahlus-Sunnah wal Jama’ah. Tentunya ini dipicu situasi politik saat ini, agar tidak terjebak politik praktis. “Istilahnya NU dianggap seperti tiket bagi oknum PKB yang bisa dibeli, setelah sampai tujuan, dia lupa darimana diberangkatkan,” ungkap salah satu tokoh Fatayat di Kabupaten Kediri.

Apakah ini nantinya akan berimbas atas majunya Dewi Maria Ulfa dalam kancah Pilbup? Imam Fahruddin, Wakil Ketua PCNU Kabupaten Kediri yang mendapatkan amanah sebagai Ketua Tim 9 untuk penjaringan Calon Bupati dan Wakil Bupati Kediri pun menegaskan bahwa hingga sekarang Dewi Maria Ulfa belum mengajukan surat untuk audensi.

“Kami persilahkan jika mau sowan kepada sejumlah kyai sepuh, namun perlu diingat bahwa Tim 9 ini berdiri atas dasar lembaga dan mendapatkan amanah dari PCNU. Kemudian Mbak Dewi mendapatkan rekom, itu bukan otoritas kita karena tidak punya kapasitas menggeluarkan rekom. Dia berangkat sebagai person Fatayat. Moral etika itu perlu dibangun, tidak boleh men-just sebagai institusi lembaga NU, sejak awal kami sampaikan sudah kecewa karena tahapan tersebut tidak dilakukan,” terangnya.

Bila kemudian hanya pasang iklan atau banner, tentunya siapapun bisa melakukan seperti juga mengikuti tahapan KPU yaitu debat publik. “Kita sebenarnya ingin melihat isi kepala calon pemimpin daerah. Audensi ini untuk membedah konsepsi pemimpinan calon Bupati Kediri seperti apa. Bahwa Tim 9 telah menyiapkan draft pertanyaan diantaranya terkait integritas, kapasitas, gagasan, elektablitas serta kemampuan membangun sinergi ke depan. Seorang pemimpin harus berani bertemu langsung dengan organisasi (PCNU, red). Bila hanya memasang iklan atau banner, tidak bisa dilihat kemampuannya. Bahwa ada tahapan di KPU itu bersifat normatif dan jawabannya harus dipapar secara detail kepada Tim 9,” ucap Gus Imam sapaan akrabnya. (nng)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry